Painan, Maret----
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan terus mengoptimalkan pelayanan KB kepada PUS keluarga miskin atau kurang mampu agar penekanan angka kelahiran secara nasional dapat tercapai.
Kini Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Pessel sebanyak 75.103 KK. Dari jumlah ini yang ber KB hanya sebanyak 51.704 KK atau 68,8 persen, jadi sebanyak 23.399 PUS tidak ikut KB.
Salah satu yang menjadi alasan bagi PUS tidak ikut KB karena persoalan ekonomi yang kurang mampu, sebab 70 persen dari jumlah itu, atau 16.390 PUS adalah dari KK miskin.
Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit menyebutkan jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin masih menjadi penyumbang terbesar dalam pertambahan penduduk di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
"Masuknya KK miskin ini diduga karena keterbatasan ekonomi mereka dalam pemasangan alat kontrasepsi," tuturnya, senin (21/3) terkait masih tingginya angka pertumbuhan penduduk di Pessel
Para KK miskin masih menganggap biaya untuk ber KB itu mahal, sehingga mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi dan akhirnya meningkatkan pertambahan jumlah penduduk, ujarnya menambahkan.
"Pessel menjadi penyumbang angka kemiskinan sebesar 29 persen di Sumbar, yakni sebanyak 106 ribu kepala keluarga merupakan KK miskin," paparnya.
Sementara secara Nasional, Pasangan Usia Subur (PUS) Sumatera Barat masih dinilai rendah dalam kesadaran ber KB. Kondisi ini tidak pula bisa dipungkiri juga terjadi di Kabupaten Pessel. Tapi dari jumlah tersebut, penyumbang angka PUS yang tidak ber KB itu berasal dari KK Miskin.
"Jadi saya minta aparat terkait agar lebih mengoptimalkan pelayanan KB kepada PUS keluarga miskin atau kurang mampu agar penekanan angka kelahiran secara nasional dapat tercapai," pungkasnya.(02)