• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Catatan Senja dari Sipora (2)

11 Juni 2024

387 kali dibaca

Catatan Senja dari Sipora (2)

Rombongan Rakor Diskominfo se Sumatera Barat, memang sudah difasilitasi kapal dan penginapan. Sehingga saat berlabuh di dermaga, sudah jelas tujuan penginapannya. Namun, kami Diskominfo Pesisir Selatan juga disambut kolega yang berdinas di Mentawai.

Mas Canang Umpu, ASN di KPUD Mentawai. Pria berkacamata itu dengan segenap senyum menyambut kami yang datang jauh-jauh dari tanah seberang.

"Baa rasonyo", sembari mengulurkan tangan, menyambut antusias Saya, Wildan, Erik, Andi dan Riyan.

"Tak terasa saja, kapal sudah merapat di pelabuhan" jawab Wildan. Wildan memang sudah kali kedua menginjakkan kaki di Mentawai. Pertama, tahun 2022 saat yang bersangkutan menjabat Kabid di Diasparpora. Sekarang Wildan Kabid Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Pesisir Selatan.

Canang bergegas menggamit tangan kami untuk menjauh dari dermaga menuju mobil yang akan membawa kami.

"Mau kemana" tanya Mas Canang. Wildan memberi kode, sambil memegang perut. 

"Oya, ada rumah makan urang awak disiko" ujar Mas Canang seolah mengerti betul, bahwa perjalanan jauh telah mengguncang wilayah tengah tepatnya bagian perut.

Rasanya baru beberapa kali menginjak gas, kami sudah tiba disebuah rumah makan. Mobil berhenti, dan kami membuncah keluar mobil, segera ingin melepaskan hasrat, makan lamak.

Harganya memang sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan ketika kita makan di Pesisir Selatan, namun rasa tetap sama. Maklum, kita berada di pulau. teori harga berlaku di sini jika boleh menyandingkannya dengan memakai ilmu ekonomi. Suatu barang mempunyai harga disebabkan dua alasanPertama, barang dibutuhkan manusia. Kedua, ketersediaan barang terbatas. Karena itu harga barang ditentukan oleh permintaan dan penawaran..

Setelah menikmati makan siang menjelang sore, dengan dahi dan ketiak berpeluh, maka mulai malayangkan pandang jauh, manukiak pandang ka nan dakek.

"Bak kecek urang tuo-tuo, dima bumi dipijak disinan langik dijunjuang" ujar Andi.

Kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan yang telah disediakan panitia di sini, Hotel Jelita.