• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Catatan Senja dari Sipora (7)

12 Juni 2024

163 kali dibaca

Catatan Senja dari Sipora (7)

Pagi masih sepi dan beku. Tapi, suasana sudah terlihat sibuk di dermaga. Sebuah kapal besar dilambungnya bertulis Basarnas dengan sangat mencolok. Kapal jumbo itu dominan karena ukurannya, dibanding kapal Ambu-ambu yang juga sedang sandar.

Kapal Ambu-ambu jenis kapal penumpang sekaligus mampu mengangkut beraneka barang, termasuk mobil, motor dan segala jenis mesin diperutnya.

Yang menarik, karena masih sangat pagi, namun aktivitas dermaga Tua Pejat telah bangun dan hidup. Sementara dikejauhan, seluet merah, dan mega warna jingga berarak. Sang surya juga bersiap jaga dari nyenyak diperaduan.

Saat mendekat diujung dermaga, puluhan orang juga asik sendiri dalam diam. Memancing.

Tak saja kaum pria, juga ada ibu-ibu, yang tengah menggulung benang menguras tenaga.

"Keras buk" saya coba memecah hening.

"Lumayan Pak" ibu itu dengan sekuat tenaga menarik tali pancingnya.

Dermaga kokoh yang berdiri, berada di Pulau Sipora membelakangi Samudera Indonesia. Berjarak puluhan mil dari Pulau Sumatera, tentu saja beraneka ragam jenis ikan tumpah ruah disini.

Sehingga, memancing menjadi aktifitas yang asik dan menyenangkan terutama bagi pemula karena ikannya banyak, bikin candu.

Menurut sang Ibu, ia sudah sejak dini hari berada didermaga bersama suaminya. Karena saat air laut dingin maka ikan akan menepi, saat itu umpan laris manis.

Tapi, yang menarik, walaupun banyak dapat ikan, tak semuanya mesti dibawa pulang karena tak dibutuhkan,  orang yang ada di lokasi pun bisa juga memungutnya.