• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Catatan Senja dari Sipora (9)

12 Juni 2024

183 kali dibaca

Catatan Senja dari Sipora (9)

Senja baru saja pergi. Angin barat berhembus lembut saat rumah panggung Pantai Mapadegat mulai hidup.

Dari pelantang, mengalun  lagu-lagu nostalgia pengusir sepi. Maklum, Diskominfo Mentawai mengundang peserta rakor untuk pesta bakar ikan, rangkaian acara makan malam.

Malam kian riuh saat para peserta sembari menunggu ikan matang, unjuk suara. Tembang dangdut, pop lawas bahkan minang populer, 'bakasiak mato mamandang' melantun riang. 

Seriang Riyan dan Andi mendiang ikan diatas bara yang membara. 

Dengan hati riang, bara tempurung mampu mengusir dingin malam. Sambil berdiang ikan masak. Tiga kresek ikan segar bermutu selesai dibakar siap disajikan diberanda tengah rumah panggung khas Mentawai.

Diatas daun pisang, digelar nasi putih, diatasnya ikan bakar tadi diletakan bersanding acar sebagai bumbu. Alangkah nikmatnya.

Tak berselang lama, semua peserta duduk dan menikmati makan malam yang indah.  Suara musik karaoke makin jelas penanda kegembiraan memuncak.

Sebagai destinasi wisata, Sipora khususnya dan Mentawai umumnya, telah mentasbihkan diri dengan sepenuh hati. Sehingga budaya sadar wisata sudah jadi pakaian warga.

Keramahtamahan dan kebaikan sikap menjadi modal penting agar wisata tetap hidup. Termasuk transparansi harga-harga. Karena kalau wisatawan merasa kena 'pakuak' maka alamat wisata akan sengsara dan merana.

Sejumlah tempat wisata kami di Pesisir Selatan pernah ditimpa musibah laku nakal oknum, yang berimbas pada citra destinasi wisata.

Namun, dengan kegigihan untuk kembali membangun image positif, masa-masa itu telah berlalu, dan sebagai negeri Sejuta Pesona, Pesisir Selatan, pelan-pelan bangkit. Sejumlah infrastruktur wisata terus dibenahi, baik yang telah ada maupun yang baru.