Painan, Agustus ----
Kondisi gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Lengayang Kecamatan Lengayang Pesisir Selatan sungguh sangat memprihatinkan. Sebagian besar ruangannya tidak layak pakai. Selain dinding dan lantainya sudah ambruk, atapnya juga sudah banyak bocor sehingga sangat mengganggu proses belajar mengajar karena dikhawatirkan akan menimpa para pelajar.
Pantauan pesisirselatan.go.id, beberapa ruangan tempat Proses Belajar Mengajar (PBM) para siswa di sekolah itu sudah mengalami kondisi yang amat kritis. Dinding dan lantai yang terbuat dari semen beton tersebut sudah rapuh.
Dari 17 ruang belajar yang ada, tujuh lokal di antaranya sudah tidak layak huni. Meski demikian, dalam PBM siswanya masih memakai beberapa ruangan tersebut karena tidak lagi ada ruangan yang bisa ditempati. Sebagiannya terpaksa diungsikan belajar di ruang labor.
Kepala SMPN 2 Lengayang, Yulmedia ketika dikonfirmasi pesisirselatan.go.id mengatakan sekolah tersebut termasuk sekolah tertua di Kecamatan Lengayang Pesisir Selatan. Jumlah siswa yang aktif disekolah itu sebanyak 557 orang. Kini kondisi bangunan sekolah tersebut memang sudah banyak yang hancur.
Walaupun dilakukan pemindahan ruang belajar bagi siswa yang lokalnya sudah hancur, ternyata belum dapat menyelesaikan persoalan karena ruang pengganti atapnya juga terdapat kerusakan dan harus diperbaiki.
Sekolah tersebut memiliki 17 Rombongan Belajar (Rombel). Semuanya memberlakukan sistem pembelajaran satu ship. Ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan dan efektifitas pembelajaran terhadap siswa dalam meningkatkan kualitas dan prestasi siswa.
Menurutnya, kondisi itu sudah diketahui oleh dinas pendidikan. Bahkan tahun 2009 lalu sekolah itu sudah dijanjikan akan mendapat bantuan gedung baru dan rehab. Namun, sampai kini belum ada realisasinya. Dari beberapa data proyek rehab pembangunan RKB, sekolah ini tidak termasuk kedalamnya.
"Saya berharap agar apa yang dikeluhkan oleh siswa dan para guru di sini mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. karena ini akan berpengaruh terhadap kualitas dan prestasi siswa nantinya," imbuhnya.
Pada musim hujan lalu, siswa banyak ketinggalan mata pelajaran karena ruang labor yang dijadikan sebagai alternatif untuk pengganti ruang belajar tersebut atapnya juga sudah bocor.(04)