Painan, April----
Harga komuditas gambir di sejumlah pedagang pengumpul di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), berangsur naik. Dari harga semula Rp14.0000 perkilogram naik menjadi Rp16 ribu perkilogram. Harga itu juga belum menggairahkan petani.
"Naiknya harga gambir sebesar Rp2.000/kg, karena imbas dari menipisnya stok di gudang agen penampung yang ada di Pesisir Selatan," kata Sumardi (45), pedagang pengumpul komuditi gambir di Painan, Selasa (5/4).
Kondisi ini, berlangsung sejak sepekan lalu. Meski terjadi kenaikan namun petani masih enggan memanen daun gambir di kebunnya karena harga itu belum mampu menimbun kerugian yang akan timbul dari pasca panen hingga pengolahan.
Kini harga komoditi ini memang naik dari semula, namun belum mampu membawa keuntungan bagi petani dari penjualan komoditi tersebut. Biasanya, pasca musim hujan, petani lebih banyak menyimpan getah gambir, alasannya harga jual dianggap akan naik pada posisi yang tinggi. Namun kini tidak lagi, sama sekali petani tidak bergairah untuk memanen, karena harga jual getah gambir kering berada jauh diposisi paling rendah, ungkapnya.
Sejak beberapa bulan terakhir , harga jual komoditi itu tidak menutupi biaya operasional sampai pada pengolahan seperti mengkampo (menumbuk, red) hingga menjadi getah.
Sebelumnya, harga getah gambir anjlok pada posisi Rp14 ribu perkilogram, bahkan sampai pada posisi paling rendah Rp11.000 perkilogram. Harga itu bertahan beberapa bulan hingga sepekan terakhir. Sehingga petani gambir mengeluh karena harga jual tidak seimbang dengan biaya produksi.
Kondisi terakhir, petani sempat memiliki utang bertumpuk kepada seseorang (pedagang). Untuk membayar utang dengan alasan pinjaman itu, petani harus menjual seluruh produksi kepada pegadang tersebut sesuai dengan harga saat itu.(04)