Painan, Juli ----
Harga telur ayam ras di sejumlah pasar tradisional Pesisir Selatan mulai naik Rp200 perbutir dibandingkan harga pekan lalu, seiring meningkatnya permintaan pasar di pekan ini. Kenaikan harga telor tersebut mengeluhkan para konsumen.
"Kini, harga jual telur ayam ras di pasar ini naik Rp200 perbutir. Ukuran kecil dari biasanya Rp800 menjadi Rp1.000 perbutir, ukuran besar dari Rp1.000 naik menjadi Rp1.200 perbutir," tutur Pedagang sembako di Pasar Inpres Painan, Santi tadi siang.
Kenaikan harga telur ayam ras juga dipicu semakin tingginya permintaan. Konsumen telor semakin banyak. Masyarakat beranggapan harga telor tersebut akan naik menjelang Ramadhan 1431 H mendatang.
Padahal, selama ini arus distribusi dari sentra komoditas tersebut ke sejumlah pasar tradisional di Pessel masih lancar.
Pedagang telur ayam Ras di Pasar Batangkapas, Udin ketika ditemui pesisisrselatan.go.id kemaren juga mengatakan sama tentang naiknya harga komoditi itu. Saat ini harga jual telor ayam ras naik menjadi Rp 1.200 per butir untuk ukuran besar, beberapa hari lalu ukuran itu hanya Rp1.000, sedangkan ukuran kecil Rp menjadi Rp1.000 dari pekan lalu Rp800.
Imel seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) di Batangkapas, mengeluhkan kenaikan harga telor itu mencapai Rp200 perbutir. Padahal, bulan Ramadhan masih menunggu tujuh belas hari lagi.
"Harga jual Rp800 untuk ukuran kecil itu saja pada pekan lalu sudah merasakan mahal, kini naik lagi. Kenaikannya kami rasakan sungguh sangat tinggi. Dengan harga pekan lalu itu kami berharap untuk turun lagi, tapi kenyatannya malah naik," keluhnya.
Diharapkan, harga jualnya saat Ramadhan dan Lebaran 1431 H nanti, jika tidak bisa turun, jangan naik lagi. Dikhawatirkan, dengan semakin tingginya permintaan pada bulan Ramadhan dan lebaran, harga bisa naik kembali, sehingga masyarakat semakin tercekik dengan mahalnya harga berbagai kebutuhan pokok.
Diprediksi, jika harga kian meninggi, maka penimbunan telur ayam ras oleh masyarakat dan tengkulak akan terjadi.
Pedagang besar misalnya, nantinya bisa saja sengaja menahan pasokannya saat ini dan dikeluarkan dekat-dekat hari H Ramadhan mendatang, sehingga harga jual semakin tinggi. Diharapkan, pemerintah tidak terlena dengan kondisi itu. Pengawasan ketat terhadap pergerakan harga di pasar sangat diperlukan.(04)