Painan, Agustus----
Potensi lestari kelautan Kabupaten Pesisir Selatan, yang tergarap baru 14 persen dari rata - rata 95 ribu ton per tahun dengan tingkat produksi 13 ribu ton per tahun. Bila dibandingkan dengan total luas perairan laut Pesisir Selatan 232,4 kilometer bujur sangkar yang tergarap baru 30 persen, kata Kepala Dinas Kelautan dan Prikanan kabupaten itu, kata Edwil Noer di Painan Kamis.
Ia mengatakan, banyak yang masih perlu diupayakan dalam memaksimalkan potensi kelautan tangkap ini untuk kesejahteraan masyarakat kabupaten tersebut. Yang pertama sekali, katanya, perlu dilakukan perbaikan sistem dan perbanyakan alat tangkap bagi nelayan. Alat tangkap yang digunakan para nelayan saat ini masih tradisional atau sederhana dan jumlahnya juga masih terbatas, ucap Edwil.
Menurutnya, peluang nelayan untuk memanfaatkan potensi laut dengan lebih maksimal dapat dilakukan bila mereka meningkatkan jenis peralatan tangkap sehingga mampu mencari ikan lebih jauh ke tengah laut dalam.
"Saat ini jumlah nelayan Pesisir Selatan tercatat sekitar 13 ribu orang dengan jumlah perahu untuk melaut sekitar 2 ribu unit yang tersebar di 10 kecamatan dari 12 kecamatan yang ada, kata Edwil.
Potensi dan sumber daya ikan yang dimiliki Pesisir Selatan seperti ikan Pelagis, jumlah besar dan kecil sekitar 35 ribu ton per tahun, ikan Demersal sekitar 61 ton per tahun, ikan Hias air laut sekitar 15 ekor per tahun dan Udang udangan sekitar 560 ton per tahun.
Meski jumlahnya masih sangat minim, alat tangkap mesin yang sudah dimiliki sebagian nelayan Pesisir Selatan seperti, mesin long tail sekitar 1.000 unit, mesin tempel 15 PK sekitar 250 unit, payang sekitar 300 unit, kapal tonda sekitar 150 unit dan kapal bagan jumlahnya dari tahun ketahun terus terjadi penurunanan sehingga saat ini tinggal sekitar 150 unit.
Pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Prikanan setempat terus melakukan pengembangan potensi kelautan dengan cara menggerakan atau memberdayakan para nelayan lokal. Upaya ini bisa dilakukan melalui modernisasi alat tangkap secara bertahap.
Berdasarkan hasil penelitian beberapa lembaga yang dilakukan di laut Pesisir Selatan beberapa waktu lalu, hasil tangkap nelayan terus terjadi penyusutan dari tahun ke tahun, bahkan persentasenya jauh sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terungkap bahwa salahsatu penyebabnya adalah kerusakan ekosistem mangrove dan terumbu karang di laut kabupaten itu.
Mengatasi kondisi tersebut sejak tahun 2009 Pemerintah melalui dinas terkait menjadwalkan program pengembangan teknologi dan budidaya laut dan menyosialisasikan pada nelayan untuk meningkatkan kepedulian pelestarian ekosistem laut pesisir.(04)