Pesisir Selatan--Kesehatan terhadap ternak yang akan dijadikan sebagai hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah tahun 2019, terus dilakukan pemantauan oleh petugas di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Upaya itu dilakukan agar kepercayaan konsumen kepada Pessel sebagai pemasok hewan kurban terbesar di Sumbar, selalu tetap terjaga.
Demikian dikatakan Plt Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Pessel, Melalui Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Aspatuti Hamdi Selasa (6/8).
"Selain jaminan ketersediaan stok, pengawasan terhadap kesehatan hewan ternak yang akan di kurbankan pada hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah tahun 2019, juga dilakukan secara ketat di daerah ini," katanya.
Upaya itu dilakukan agar daging, baik sapi, kambing, maupun kerbau yang akan dikonsumsi oleh masyarakat, betul-betul aman dan tidak membahayakan terhadap kesehatan.
Dia juga menjelaskan bahwa di daerah itu ketersediaan stok hewan ternak yang akan dikurbankan pada hari raya Idul Adha 1440 Hijriah nanti sangat cukup tersedia. Bahkan jauh melebihi dari kebutuhan.
Agar daging hewan kurban baik sapi, kambing, maupun kerbau yang disembelih itu aman dan sehat untuk dikonsumsi, maka petugas kesehatan hewan diturunkan kelapangan untuk memantau dan memeriksa kesehatan hewan itu.
"Petugas yang diturunkan untuk memantau dan memeriksa kesehatan hewan tersebut sebanyak 23 orang. Dari pemantauan yang dilakukan, belum ditemui ada sapi, kambing, atau kerbau yang terkena penyakit berbahya seperti atrak, jembrana, sapi gila dan lainya," jelas Haspatuti.
Dia menambahkan bahwa pengawasan dan pemeriksaan terhadap hewan ternak yang akan disembelih untuk kebutuhan kurban itu, akan dimaksimalkan pada H-3 hingga H+2 hari Raya Idul Adha atau selama 5 hari.
Karena masa lima hari itu, adalah volume penyembelihan hewan tertinggi disepanjang tahun.
"Pemeriksaan terhadap kesehatan hewan kurban ini, bukan saja dilakukan untuk yang akan dikonsumsi oleh masyarakat dalam daerah atau masyarakat lokal. Tapi juga terhadap hewan ternak yang akan dikirim atau dieksport ke luar daerah," jelasnya.
Dikatakan demikian, sebab hewan ternak asal daerah itu sebagian besarnya memang dikirim ke berbagai daerah di Sumbar.
"Bahkan juga sampai ke provinsi tetangga seperti Riau, Sumut dan Jambi," ungkapnya.
Dijelaskan lagi bahwa saat ini populasi sapi di daerah itu terdata sebanyak 86.040 ekor. Terdiri dari 25.058 ekor jantan, dan 60.982 jantan.
Dari total jumlah sapi yang ada itu, yang merupakan sapi asli atau sapi pesisir sebesar 65 persen. Sisanya adalah sapi simental, brahman, sapi bali, limosin, sapi peranakan ongol dan sapi hasil perkawinan silang berbagai jenis lainya. (05)