• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Kadis Kesehatan, Antoni: Antisipasi DBD Melalui Epidemiologi

30 Agustus 2022

918 kali dibaca

Kadis Kesehatan, Antoni: Antisipasi DBD Melalui Epidemiologi

Pesisir Selatan -- Demam Berdarah (DBD) yang terjadi di Sumatera Barat beberapa bulan terakhir perlu diwaspadai oleh semua masyarakat. Update data DBD di Pesisir Selatan selama 2022 tercatat 331 terjangkit. Satu orang meninggal dunia, yakni warga Kecamatan Linggo Sari Baganti, sebelum dirawat di RSUD dr M Zein Painan.

Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni, ketika dihubungi Selasa (30/8) mengatakan bahwa pihaknya bersama Tim Surveilans pada semua puskesmas yang ada di daerah itu terus melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) guna identifikasi lingkungan dan sanitasi akibat kasus DBD.

"Upaya ini kami lakukan dalam rangka mengantisipasi penularan penyakit DBD di lingkungan masyarakat. Sebab sejak beberapa bulan terakhir kasus DBD cukup tinggi ditemukan di Pessel. Kasus ini tersebar di semua kecamatan yang ada dengan jumlah bervariasi," katanya.

Ditambahkannya bahwa PE identifikasi lingkungan dan sanitasi itu dilakukan petugas di sekitar rumah warga terkena DBD dengan jarak 100 meter samping kiri dan kanan, serta juga depan dan belakang.

"Melalui PE ini akan diketahui penyebab penyebarannya serta upaya apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dan pencegahannya. Namun yang pasti masyarakat diminta untuk melakukan upaya 3M Plus, serta juga harus melakukan aksi bersih lingkungan sekitar rumah untuk memberantas sarang nyamuk," ungkapnya.

Ditambahkan lagi bahwa selain sosialisasi, petugas dari Dinas Kesehatan bersama Tim Surveilans, juga melakukan aksi bersih lingkungan bersama masyarakat pada nagari yang ditemui ada kasus DBD.

"Selain itu kita juga melakukan pengasapan atau fogging pada beberapa titik lokasi yang diperlukan guna mengantisipasi penularan. Ini kita lakukan, karena hingga saat ini sudah tercatat jumlah warga yang terkena kasus DBD sebanyak 331 orang, satu orang meninggal dunia, yakni warga Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti pada bulan Mei lalu. Pasien yang meninggal ini sempat mendapatkan perawatan di RSUD dr M Zein Painan," jelasnya lagi.

Dia menambahkan bahwa kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman penularan penyakit DBD yang ditimbulkan oleh nyamuk aedes aegypti itu adalah di semua tingkatan kalangan.

"Sebab nyamuk penular DBD ini tinggalnya bukan ditempat yang kotor, tapi di tempat-tempat yang bersih seperti pada pakaian yang menggantung, atau tempat-tempat yang tersembunyi di dalam rumah," jelasnya lagi.
 
Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Al Laily Fitri, juga menjelaskan kepada Padang Ekspres bahwa daerah itu sejak tahun 2021 lalu telah mencanangkan gerakan 1 rumah 1 jumantik, yakni setiap 1 rumah memiliki relawan dalam melakukan pembasmian jentik.

"Karena oleh bupati telah ditindaklanjuti dengan adanya SK untuk gerakan ini, maka diharapkan di tahun 2022 ini gerakan 1 rumah 1 jumantik ini bisa dalam menurunkan angka kejadian kasus DBD," jelasnya.

Ditambahkan lagi bahwa selain melakukan fogging, semua petugas kesehatan di daerah itu juga melakukan PE dan pemantauan jentik di rumah-rumah masyarakat setiap kali ada laporan kasus DBD yang ditemukan.    

Perlu juga diketahui bahwa kasus DBD itu muncul bukan saja akibat perilaku masyarakat yang mengabaikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), tapi juga bisa terjadi oleh faktor cuaca.

"Tahun 2021 lalu, jumlah kasus DBD di Pessel terjadi sebanyak 39 kasus, dan tidak ada meninggal dunia. Sedikitnya kasus DBD di tahun 2021 itu bisa saja dipengaruhi karena takutnya masyarakat berobat ke rumah sakit karena Covid-19. Akibatnya sebagian besar bertahan saja di rumah. Beda dengan sekarang, sebab masyarakat tidak lagi takut datang ke rumah sakit untuk berobat saat terkena demam. Makanya angka kasusnya mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Hingga Juli 2022 saja sudah mencapai 331 kasus dan 1 orang meninggal dunia," ucapnya.

Dijelaskan lagi bahwa dari 20 Puskesmas yang tersebar di 15 kecamatan yang ada, jumlah kasus DBD tertinggi di wilayah Puskesmas Balai Selasa, yakni sebanyak 63 kasus.

"Kemudian disusul oleh Puskesmas Air Haji, Kecamatan Linggo Sari Baganti sebanyak 52 kasus. Posisi ketiganya adalah di Wilayah Puskesmas Salido, Kecamatan IV Jurai, yakni sebanyak 47 kasus pula. Sedangkan Wilayah yang paling sedikit warganya terkena DBD adalah Puskesmas Asam Kumbang Kecamatan Bayang Utara, yakni hanya sebanyak 1 kasus. Kemudian Puskesmas Surantih dan Puskesmas Koto Baru dengan masing-masing sebanyak 2 kasus, dan Puskesmas Barung Barung Belantai sebanyak 3 kasus pula," timpalnya.