Painan, Juli -----
Petani gambir Nagari Taluk, Kecamatan Batangkapas berharap pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan untuk memperluas badan jalan menuju lahan perkebunan masyarakat setempat. Saat ini akses jalan yang ada belum memadai untuk dilalui kenderaan roda dua.
Harapan masyarakat itu dikatakan wali nagari Taluk, Abdul Azis kepada pesisirselatan.go.id di Taluk Selasa (13/7) siang. Sedikitnya lahan gambir yang sudah produksi di nagari Taluk 300 hektar, 100 hektar lagi masih tahap penanaman dan lahan baru buka. Kini hasil panen mencapai puluhan ton perminggunya.
Masyarakat yang bergerak dibidang usaha perkebunan tersebut hampir 200 Kepala Keluarga (KK).
Dengan tersedianya jalan yang presentatif menuju kebun masyarakat, diyakinkan bisa menambah produksi saat ini. Jalan yang ada hanya bisa dilalui pejalan kaki atau jalan setapak. Selain lokasi sulit dilewati kenderaan roda dua, badan jalan masih sempit. Tambah lagi musim hujan, jalan itu tidak bisa dilewati kendaraan roda dua.
Menurutnya, jalan itu sangat bermanfaat untuk menunjang perekonomian masyarakat setempat. Dengan tersedianya jalan itu selain mempermudah petani membawa hasil kebunnya, juga akan berdampak baik pada peningkatan perekonomian masyarakat.
"Ekonomi masyarakat akan lebih baik jika akses jalan disini bagus. Petani akan lebih mudah mengangkut hasil produksi gambir pascapanen," tuturnya.
Sementara, Afrizal petani gambir di Batangkapas mengatakan, selain pelebaran badan jalan, yang dibutuhkan petani gambir saat ini adalah pabrik pengolahan gambir. Nagari Taluk berdekatan dengan beberapa nagari lainnya di Batangkapas. Di nagari-nagari tetangga itu juga tersedia lahan gambir yang hampir luasnya dengan di Taluk.
Di nagari Koto Nan Tigo misalnya, tersedia lebih 100 hektar lahan gambir siap panen dan siap tanam. Belum lagi puluhan hektar lahan baru sudah dibuka warga. Dengan tersedianya pabrik gambir didaerah ini nanti, masyarakat akan mendapatkan jaminan pangsa pasar yang baik.
Selama ini dalam pengolahan gambir, dari daun menjadi getah gambir, petani masih menggunakan berbagai macam alat tempahan manual. Sehingga getah yang dihasilkan masih belum maksimal. Sampah daun gambir, bekas tempahan masih banyak yang terbuang.(04)