• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

29 Maret 2012

308 kali dibaca

PEMKAB IMBAU WARGA SIAGA BENCANA

Painan, Maret --– Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mengimbau seluruh unsur dan lembaga masyarakat di kabupaten itu untuk membangun dan meningkatkan kesiapsiagaan seiring kemungkinan akan terjadi ancaman bencana dari cuaca ekstrim (hujan lebat disertai petir dan angin kencang) hingga akhir Maret 2012.
“Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Pesisir Selatan berpotensi dengan berbagai macam bencana alam, maka itu perlu dibangun kesiapsiagaan seiring cuaca ekstrim yang diperkirakan terjadi hingga akhir Maret ini, “ kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Doni Gusrizal didampingi Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan, di Painan, kemarin.
Pesisir Selatan merupakan gudang dari bencana alam. Segala macam bentuk bencana ada di kabupaten yang memiliki panjang garis pantai 232 kilometer itu. Banjir, gelombang pasang, galodo (tanah longsor), tsunami, abrasi pantai dan lainnya selalu mengancam daerah itu.
Maka itu, kesiapsiagaan sejak dini sangat perlu dilakukan oleh semua pihak dan lembaga terkait lainnya sehingga dapat meminimalisir jatuhnya korban seiring cuaca ekstrim saat ini.
Doni mengatakan, imbauan itu menindaklanjuti surat Gubernur Sumatera Barat nomor : Ist Tanggal 01 Maret 2012 tentang Siaga Darurat Bencana Alam dan Surat Nomor : 360/0559/KL-BPBD-III/2012 Tentang Status Darurat Siaga Bencana Alam yang berlaku dari tanggal 01– 31 Maret 2012.
Serta memperhatikan informasi perkiraan cuaca Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Pusat tanggal 28 Maret 2012 di Jakarta tentang kemungkinan akan terjadi ancaman bencana cuaca ekstrim yang akan melanda sebagian wilayah Indonesia termasuk Sumatera Barat hingga akhir Maret 2012.
Menurutnya, Pesisir Selatan memiliki resiko tinggi terhadap ancaman bencana akibat cuaca ekstrim yang bakal terjadi itu. Maka kepada semua elemen agar membangun kesiapsiagaan darurat dengan melakukan langkah-langkah antisipasi.
“Kelompok siaga bencana (KSB) yang telah terbentuk di 182 nagari (desa adat) yang ada agar bersiaga dan dapat menjalankan fungsinya di daerah masing-masing. Begitu juga dengan masyarakat dan unsur lainnya, “ kata Doni Gusrizal.(04)