Painan, Agustus ----
Dua hasil Kerajinan rumah tangga asal Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yakni Sulaman Bayangan dan Batik Tanah Liek mendapatkan sertifikat hak cipta dan paten dari Kementrian Hukum dan Hak Azazi Manusia (Kemenkum HAM) RI.
"Ya, dua sertifikat itu sudah kita terima dari Kemenkum HAM. Senin, (8/8) sertifikat itu kita serahkan kepada ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Pesisir Selatan, Ny Wartawati Nasrul," kata Bupati Nasrul Abit di Painan kemaren.
Kedua hasil kerajinan asal Pesisir Selatan itu masing-masing, Batik Tanah Liek mendapatkan hak Cipta Ekspresi Folklor dan hak paten atau sertifikat paten sulaman aplikasi timbul dan sulaman bayangan.
Menurut Nasrul, dua hasil kerajinan tangan ibu rumahtangga Pesisir Selatan itu, sejak dulunya sudah dikenal banyak orang di Indonesia bahkan mancanegara.
Ketua Dekranasda Pesisir Selatan, Ny Wartawati Nasrul di Painan mengatakan, sulaman asal Pesisir Selatan tersebut disebut sulaman bayangan. Proses sulaman yang menghasilkan kebaya-kebaya cantik itu dikerjakan dengan tangan oleh ibu-ibu rumahtangga.
"Sebelumnya, motif-motif dilukis menggunakan kertas karbon. Lalu, sulaman itu disebut dengan sulaman bayangan, karena jahitan ada di bagian belakang kain, sehingga, bayangannya tampak dari luar," kata Wartawati.
Sulaman Bayangan hasil kerajinan tradisonal asli Pesisir Selatan, memiliki bentuk dan khas tersendiri, maka jarang ditemukan ditempat lain. Dengan khas itulah kerajinan tradisional asli Pesisir Selatan tersebut disukai banyak konsumen di Indonesia bahkan mancanegara.
Peminat kerajinan tangan para ibu-ibu rumahtangga Pesisir Selatan ini lebih banyak dari mancanegara daripada lokal. Di mancanegara sulaman bayangan diminati, Negara Malaysia, Singapura, Turky dan beberapa Negara islam lainnya. Permintaan terbanyak yakni Malaysia, Singapore disusul negara lainnya.
Di Pesisir Selatan, kerajinan sulam bayangan ini berasal dari daerah Barung-Barung Belantai dan beberapa daerah lainnya di Kabupaten itu. Karena keunikannya, sulaman ini mendapat gelar juara pertama se-Asean pada tahun 2009.
Sementara, batik tanah liek di kabupaten itu terdapat 11 motif yakni dengan memakai potensi yang dimilikinya seperti, potensi kelautan maka motif yang dibuat bunga laut.
Selanjutnya, kupu-kupu laut, banga karang, ubur-ubur dan kuda laut. Sedangkan untuk melambangkan potensi kehutanan yang dimiliki, kerajinan tangan itu melahirkan motif seperti "kaluak paku" (lingkaran pakis), bunga durian, kaki seribu dan batang pakis.(04)