• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Waspada Rabies : Kenali Hewan Pembawa, Gejala pada Manusia, dan Pertolongan Pertama

18 September 2025

110 kali dibaca

Waspada Rabies : Kenali Hewan Pembawa, Gejala pada Manusia, dan Pertolongan Pertama

Rabies merupakan penyakit menular mematikan yang menyerang sistem saraf pusat, baik pada manusia maupun hewan. Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies dari genus Lyssavirus. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rabies masih menjadi masalah kesehatan global yang menyebabkan puluhan ribu kematian setiap tahunnya, terutama di Asia dan Afrika. Penularan utamanya terjadi melalui gigitan hewan yang terinfeksi, terutama anjing.

Dikutip dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention), virus rabies menyebar melalui air liur hewan yang terinfeksi ketika menggigit atau menjilat luka terbuka. Virus kemudian masuk ke saraf perifer dan bergerak menuju otak. Masa inkubasi rabies bervariasi, biasanya antara 1 hingga 3 bulan, meskipun bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung lokasi gigitan.

Ciri hewan pembawa rabies menjadi perhatian penting untuk pencegahan. Menurut WHO Rabies Bulletin, hewan yang terinfeksi rabies dapat menunjukkan perubahan perilaku, misalnya hewan jinak menjadi agresif, menggigit tanpa sebab, hipersalivasi (air liur berlebihan), takut cahaya atau air, serta kesulitan menelan. Pada tahap akhir, hewan biasanya menjadi lumpuh hingga akhirnya mati.

Gejala awal rabies pada manusia seringkali tidak spesifik. Penderita biasanya mengalami demam, sakit kepala, rasa tidak nyaman atau nyeri di lokasi gigitan, serta kelemahan umum. Gejala ini bisa menyerupai flu sehingga sering tidak disadari.

Gejala khas rabies muncul seiring progres penyakit. Menurut Cleveland Clinic, salah satu tanda utama adalah rasa kesemutan atau nyeri luar biasa di area bekas gigitan. Selain itu, penderita juga dapat mengalami kecemasan, kebingungan, insomnia, serta perubahan perilaku.

Pada tahap lanjut, rabies menunjukkan gejala neurologis yang khas. Penderita rabies sering mengalami hidrofobia (takut air) karena otot tenggorokan kejang saat mencoba menelan. Selain itu, terjadi aerofobia (takut udara), kejang otot, halusinasi, hingga kelumpuhan. Gejala ini biasanya menandakan rabies sudah memasuki fase fatal.

Jika sudah muncul gejala, rabies hampir selalu berakhir dengan kematian. Oleh karena itu, pertolongan awal sangat penting dilakukan segera setelah kontak dengan hewan yang diduga rabies. Menurut Kementerian Kesehatan RI, langkah pertama adalah mencuci luka bekas gigitan menggunakan sabun dan air mengalir selama 15 menit. Pencucian ini terbukti dapat mengurangi jumlah virus yang masuk ke dalam jaringan.

Setelah mencuci luka, segera bersihkan dengan antiseptik seperti povidone iodine. Tindakan ini penting untuk membunuh virus yang mungkin masih ada di permukaan luka. Luka tidak boleh langsung ditutup agar pembersihan maksimal, kecuali atas anjuran tenaga medis.

Langkah berikutnya adalah segera menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. Menurut CDC, pasien biasanya diberikan vaksin rabies pasca-pajanan (PEP/ post-exposure prophylaxis). Dalam kasus tertentu, dokter juga akan memberikan rabies immunoglobulin (RIG) untuk meningkatkan perlindungan tubuh.

Selain itu, perlu diperhatikan pentingnya observasi hewan yang menggigit. Jika hewan tersebut adalah anjing atau kucing, biasanya dilakukan pengamatan selama 10–14 hari untuk memastikan apakah menunjukkan tanda rabies. Bila hewan mati mendadak, sampel otaknya perlu diperiksa di laboratorium.

Pencegahan tetap menjadi cara terbaik mengendalikan rabies. WHO menyebutkan vaksinasi massal pada hewan penular, khususnya anjing, sangat efektif menekan penyebaran penyakit ini. Bagi manusia yang berisiko tinggi, seperti dokter hewan atau petugas laboratorium, vaksinasi pra-pajanan juga direkomendasikan.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan aktif melakukan kampanye “Indonesia Bebas Rabies 2030” dengan menekankan vaksinasi hewan, edukasi masyarakat, serta kesiapan fasilitas kesehatan dalam memberikan vaksin PEP. Peran masyarakat sangat penting dengan cara tidak membiarkan hewan peliharaan berkeliaran tanpa vaksinasi serta segera melapor jika ada kasus gigitan.

Rabies adalah penyakit yang hampir selalu fatal bila gejala sudah muncul, tetapi tetap dapat dicegah dengan langkah pertolongan awal yang tepat. Dengan mengenali ciri hewan pembawa rabies, memahami gejala utama, serta mengetahui cara penanganan segera, masyarakat dapat berperan besar dalam menekan angka kematian akibat penyakit ini.