Painan, Februari 2014,
Kabupaten Pesisir Selatan yang memiliki ribuan jumlah populasi ternak sapi, dinilai memiliki potensi besar sebagai daerah yang bisa dikembangkan sebagai energi alternatif (biogas) yang berbasis limbah kotoran ternak. potensi pengembangan biogas ini bisa dilakukan secara massal di beberapa sentra peternakan sapi dan juga bisa perorangan.
Diperkirakan sekitar 40 unit tempat pengolahan limbah ternak menjadi biogas dibangun menyebar dikabupaten Pesisir Selatan (Pessel). dengan anggaran 15% dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2015.
Pengembangan energi alternatif ini, dapat menunjang ketahanan ekonomi masyarakat. Potensi ratusan ribu ternak yang dimiliki kabupaten itu, bisa dimafaatkan sebagai sumber energi alternatif, pengembangan energi alternatif (terbarukan) non bahan bakar minyak (BBM) terus diupayakan dikabupaten Pessel.
" Salah satunya adalah pemanfaatan kekayaan sumber daya peternakan yang menyimpan potensi energi terbarukan (biogas). Biogas merupakan sumber energi alternatif yang berasal dari kotoran sapi." ujar Kabid ESDM Dishut dan ESDM Pessel, H, Firdaus.
Menurutnya, Sektor pertanian memiliki posisi strategis tidak hanya sebagai penghasil pangan semata, melainkan diharapkan mampu menghidupi industri pengolahan dan hasil-hasilnya. Melihat posisi tersebut, perlu adanya dukungan pemenuhan kebutuhan energi yang mencukupi dengan sistem yang terintegrasi.
" Biogas mampu menghasilkan energi bagi kebutuhan rumah tangga petani. Selain itu, sampah biogas bisa digunakan sebagai sumber pupuk organik yang dipakai untuk bercocok tanam maupun tambahan pakan ternak." ungkap.
Menurutnya, selain memadukan pertanian dan peternakan, sistem ini juga merambah pada budidaya perikanan. "Ada keterkaitan antara biogas dari kotoran sapi sebagai sumber energi yang juga termanfaatkan untuk pupuk organik, dengan olahan sampah biogas untuk media budidaya ternak lain, seperti ikan," tambahnya.
" Selain menghasilkan gas untuk listrik, sisa sampah biogas yang keluar dari pipa pembuangan dalam bentuk lumpur dapat pula dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Caranya dilakukan pemisahan antara padat dengan cair dengan pengendapan dan penyaringan. sisa biogas tersebut juga bisa dipakai untuk media budidaya ikan." uajarnya.(08)