Painan,September 2016.
Anggota DPRD Pessel dari Fraksi partai Demokrat Awarisman Letok mempertanyakan pembangunan relokasi RSUD M Zen Painan Pessel yang terbengkalai, pembangunan rumah sakit tersebut memafaatkan dana Pinjaman Investasi Pemerintah ( PIP) Pusat sebesar Rp 96 Milyar, pekerjaannya terhenti sejak beberapa bulan terakhir ini.
Hal tersebut disampaikan Awarisman letok pada sidang paripurna penyampaian pandangan umum faksi-faraksi DPRD Pessel,kegiatan tersebut dihadiri oleh para SKPD di Lingkungan Pemda Pessel, berlangsung di ruang operasion room Pemda Pessel, Kamis ( 8/9).
Menurutnya, pembangunan rumah sakit tersebut merupakan program pemerintahan lama, seharusnya pembangunannya dilanjutkan oleh pemerintahan yang baru yang di jabat oleh Bupati H Hendrajoni dan Rusmayul Anwar( wakil bupati),sedangkan dana pinjaman daerah yang cukup besar ini harus dikembalikan oleh pemerintah daerah Pessel, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama antara pemerintah pusat dengan Pemda Pessel
Salah seorang tokoh masyarakat kecamatan Bayang Pessel Yuliardi di ruang Humas Pemda Pessel,Rabu(7/9) menuturkan,keberadaan rumah sakit yang baru serta peralatan yang lengkap sudah menjadi kebutuhan masyarakat daerah Pessel yang tidak bisa dielakan, bahkan sarana kesehatan ini merupakan bakal menjadi rumah sakit rujukan di Sumbar,lokasinya strategis dengan harapan masyarakat daerah tetangga Bengkulu Utara ( Muko-Muko) bisa berobat di daerah ini.
Kehadiran RSUD M Zen yang baru jelas sangat membantu masyarakat,terutama bagi mereka yang membutuhkan pelayanan pengobatan,pasalnya kondisi rumah sakit yang ada(lama) lokasinya berada pada dataran rendah dengan kondisi tidak layak pakai serta rawan terhadap ancaman bencana alam tsunami,sedangkan pembangunannya sarana kesehatan ini sebelumnya sudah mendapat persetujuan anggota DPRD Pessel, para tokoh masyarakat Pessel dan pemerintah provinsi Sumbar.
Masyarakat Pessel berharap kepada pemerintah untuk dapat merampungkan pembangunan rumah sakit yang terbengkalai tersebut,apalagi dibangun dengan dana yang cukup besar puluhan milyar rupiah, setidaknya keberadaan rumah sakit tersebut mampu meringankan beban masyarakat dalam dapat mengatasi rasa ketakutan akibat ancaman bencana alam tsunami, apalagi Pessel salah satu daerah rawan bencana alam gempa bumi di Sumbar
Kekhuwatiran masyarakat Pessel cukup beralasan, selama ini ketika terjadi gempa bumi, warga rumah sakit yang tengah mendapat pelayanan pengobatan berhamburan keluar ruangan ( Sal) ,termasuk para dokter dan medis ketakutan mencari tempat penyelamatkan diri, saking paniknya mereka berlari tidak tentu arah, akhirnya menimbulkan korban baru, hal ini jelas akan menjadi beban pemerintah.(10).