Painan, Desember ----
Kecamatan IV Nagari Bayang Utara Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar berpotensi menjadi salahsatu daerah sentra komoditi bawang merah, sesuai dengan iklim dan kultur tanah di daerah itu. "Daerah itu sangat cocok untuk pengembangan bawang merah. Dari Kultur tanah dan iklimnya yang terletak di dataran tinggi, 60 meter dari permukaan laut juga sangat mendukung pengembangan komoditi itu," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Peternakan, Pesisir Selatan, Afrizon Nazar, di Painan, Minggu (4/12).
Alasan lainnya Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, sebagai satu sentra bawang merah karena sebagian besar petani di daerah itu dominan mengusahakan bawang merah. Sejak beberapa tahun terakhir di daerah itu telah dibuka ratusan hektar lahan baru di empat nagari yang ada di Kecamatan itu yakni Koto Ranah, Muaroaia, Pulut-Pulut dan Pancuangtaba.
Untuk peningkatan produksi, pemerintah setempat telah melatih petani tentang bagaimana bercocok tanam bawang merah yang baik dengan memanfaatkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) khusus memberikan bimbingan.
Selama ini petani bawang merah disini hanya memakai ilmu alami dalam bercocok tanam, sehingga hasil yang dicapai pascapanen belum begitu memuaskan. Namun, setelah dilakukan pelatihan dengan bimbingan oleh PPL kepada petani, maka hasil yang dicapai terlihat cukup baik, kata Afrizon.
Dengan adanya sentra Bawang merah di kabupaten itu maka hasil panen setidaknya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten itu. Selama ini untuk kebutuhan masyarakat akan bawang merah selalu dipasok dari luar daerah seperti Alahan Panjang dan Bukittinggi.
Menurutnya, jika 96 ribu kepala keluarga dari 428 jiwa di kabupaten ini membutuhkan rata-rata satu kilogram bawang merah tiap pekannya, sehingga bawang yang terjual setiap pekan sebanyak 96 ton lebih.
Saat ini masyarakat yang bergerak pada usaha pertanian komoditi itu masih saja sedikit karena berbagai alasan salahsatunya tentang minimnya modal yang dimiliki. Namun kedepannya, pemerintah akan berupaya mencarikan jalan keluarnya dengan akan membantu bibit sehingga masyarakat tidak lagi terbebani dengan modal pembibitan.
Dari lima hektar bawang merah yang baru dipanen, hasil produksi yang dicapai 140 kuintal perhektar, diperkirakan total produksi tiap hektar baru 70 ton pertahun.
Menurutnya, lahan pertanian yang tersedia untuk bawang merah dan jenis sayuran lainnya di kecamatan itu sangat luas. Namun yang baru dikelola masyarakat untuk menanam berbagai jenis tanaman sayur dan bawang merah ini belum cukup seperempat atau sekitar 235 hektar.(04)