• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

10 Mei 2016

281 kali dibaca

BMKG Laksanakan Sosialisasi Galdi Ruang Mitigasi Bencana

Painan,Mei 2016.   

Kabupaten Pesisir Selatan di apit oleh dua sumber potensi bencana alam gempa yaitu gempa vukanik dan tektonik atau ancaman dari megathrust  Mentawai dan Patahan Semangko (Sesar Sumatera).Oleh itu kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman gempa ditingkatkan.

Hal ini disampaikan Bupati Pessel Hendrajoni pada pembukaan sosialisasi gempa bumi dan tsunami yang diadakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang selama 3 hari yang dimulai Senin (8/5) di Triza Hotel Painan .Menurut Hendrajoni sampai saat ini gempa bumi belum bisa diprediksi kapan terjadi,termasuk dimana dan berapa kekuatannya ,bahkan negara yang memiliki peralatan pengamatan yang sudah canggih.

Dijelaskannya beberapa hasil penelitian para pakar kegempaan hendaknya digunakan secara bijak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman gempa walaupun ketidakpastia dari hasil penelitian tersebut juga tinggi.Seperti penelitian di daerah Mentawai yang mengakibatkan Pessel mengetahui menjadi salah satu daerah yang berpotensi ancaman gempa.

"Dengan adanya penelitian itu bahwa daerah kita memiliki potensi ancaman benana ini membuat kita lebih waspada dan siaga untuk menghadapi kemungkinan terburuk sekalipun,"ujarnya 

Bupati juga menghimbau kepada masyarakat agar menjadikan gempa bumi sebagai peringatan dini,tidak perlu menunggu peringatan dini trsunami terutama masyarakat dipinggiran pantai,karena sebaik baiknya peringatan dini terletak pada kesadaran induvidu masyarakat untuk melakukan evakuasi mandiri.

Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang Rahmat Triyono mengungkapkan dalam rangka penguatan unit pelaksana teknis geofisika dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pessel dalam memahami rantai peringatan dini tsunami maka penguatan UPT GEofiika dan BPBD dalam memahami rantai peringatan dini dan gempa bumi dan tsunami perlu dilakukan .

Untuk itulah Kegiatan sosialisasi gempa bumi dan tsunami ini dilakukan oleh  BMKG Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang guna
mengurangi risiko bencana walaupun bencana tidak pernah diharapkan untuk terjadi.Dimana kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta yang berasal dari Anggota BPBD,TNI,Polri, Camat,Walinagari, Tokoh Masyarakat dan Media.Hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta,BPBD Provinsi Sumbar dan Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang.

Sementara itu Deputi Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta Wandono menjelaskan bahwa pelaksanakaan gladi ruang yang dilakukan oleh pihak BMKG Padang Panjang ini merupakan salah satu langkah untuk memberikan pemahaman kepada seluruh stekholder terkait dengan persoalan deteksi dini yang berkaitan dengan gempa bumi dan tsunami. 

Menurutnya,  daerah Sumbar khususnya Kabupaten Pessel  sangat rawan dengan persoalan  gempa bumi sehinga kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar supaya para stekholder serta masyarakat bisa mengerti apa yang harus dilakukan pada saat terjadinya bencana alam berupa gempa bumi dan tsunami.

Selain itu,kegiatan ini juga memberikan motifasi  kepada masyarakat terkait dengan tanggap darurat,jadi semisalkan pada saat terjadinya bencana alam masyarakat juga sudah bisa mengerti apa yang sudah diajarkan pada saat ini sehingga masyarakat  pun bisa dengan  sendirinya  melakukan penyelamatan diri tanpa mendengar tanggap darurat dari pihak terkait itu sendiri.

Dia berharap,dengan adanya gladi ruang ini semakin mempermudah maupun mengurangi  resiko bencana alam alam berupa gempabumi dan tsunami." ujanya (07)