• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
BPBD Pesisir Selatan dan BNPB Gelar Sosialisasi Penggunaan Sirine Peringatan Dini Tsunami di Amping Parak

15 September 2025

64 kali dibaca

BPBD Pesisir Selatan dan BNPB Gelar Sosialisasi Penggunaan Sirine Peringatan Dini Tsunami di Amping Parak

Pesisir Selatan-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar kegiatan sosialisasi penggunaan sirene peringatan dini bencana tsunami, Jumat (12/9) di Aula Kantor Walinagari Amping Parak, Kecamatan Sutera. 

Kepala Pelaksana BPBD Pesisir Selatan, Yuskardi menyebutkan, kegiatan sosialisasi dan bimtek penggunaan EWS (early warning system) ini adalah rangkaian dari program Desa Tangguh Bencana yang telah dimulai semenjak tahun 2023. "Tahun 2023 dimulai dengan kegiatan peningkatan kapsitas masyarakat pada enam nagari di Pesisir Selatan termasuk salah satunya Nagari Amping Parak," kata Yuskardi.

Selanjutnya menurut Yuskardi, setelah ada peningkatan kapasitas masyarkat dan pembentukan lembaga Forum Pengurangan Risiko Bencana, ada dua nagari yang memperoleh pembangunan EWS yakni Nagari Kambang Barat dan Nagari Amping Parak yang dibangun dengan dana Bank Dunia.

"Maka setelah EWS dibangun perlu dilakukan sosialisasi dan Bimtek penggunaan EWS. Pada hari ini sosialisasi dan Bimtek diberikan pada masarakat Amping Parak," katanya.

Menurut Yuskardi, ada beberapa hal yang perlu diketahui masyarakat tentang EWS. "Pertama saat tidak terjadi bencana peralatan ini perlu dijaga dan dirawat bersama-sama, baik BPBD maupun masyarakat. 

Kemudian selain perawatan, sebelum terjadi bencana akan ada uji sirene bahkan pada setiap tanggal 26 April sirene akan berbunyi pada pukul 10.00 WIB sebagai penanda Hari Kesiapsiagaan Nasional," katanya.

Kemudian pada saat terjadi bencana gempa bumi berpotensi tsunami atau situasi waspada Pusdalops BPBD Pessel menyampaikan informasi lewat mode sirene waspada. Pada saat itu FPRB Amping Parak perlu berkordinasi dengan Pusdalops terkait dengan tindakan yang perlu dilakukan dan warga mengikuti arahan aparat desa, FPRB dan Pusdalops.

Terakhir perlu pemahaman tentang pengakhiran peringatan dini. "Jadi EWS ini akan selalu menjadi peralatan penting peringatan dini tsunami mulai semenjak sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana dan pasca bencana," katanya.

Kegiatan sosialisasi ini dihadiri unsur pemerintahan kecamatan, pemerintah nagari, Polsek Sutera, FPRB, dan tokoh masyarakat setempat. Peserta juga mengikuti uji penggunaan sirine peringatan dini tsunami tersebut.