• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Bupati Hendrajoni, pembangunan pabrik sawit di Pessel terbentur masalah lahan.

28 September 2019

326 kali dibaca

Bupati Hendrajoni, pembangunan pabrik sawit di Pessel terbentur masalah lahan.

Bupati Pesisir Selatan

Bupati Pesisir Selatan H.Hendrajoni ketika dikonfirmasi menegaskan tetap akan memperhatikan petani sawit ada di Kabupaten Pesisir Selatan, agar harga TBS di Daeranya stabil, Pemkab Pessel sejauh ini telah membuka peluang bagi investor untuk membangun pabrik sawit di Pessel akan tetapi terbentur masalah lahan. Sabtu (28/9).

" Kedepan, melalui PD nya akan melakukan pendatan kelompok tani sawit, untuk menyamakan persepsi," kata Hendrajoni.

Dikatakan Bupati, Pemkab Pessel melalui Perangkat Daerahnya nantinya akan mengundang pihak perusahaan sawit untuk mendengarkan penjelasan dari pihak perusahaan akan naik turunya harga  TBS di Kabupaten Pesisir Selatan.

Termasuk kita akan juga mencarikan solusi terkait harga TBS di Kabupaten Pesisir Selatan. 

Menurut Fandi salah seorang petani sawit di Inderapura, harga Tandan Buah Segar di wilayahnya kerap kali naik turun, hal tersebut sedikit banyak dipengaruhi keberadaan pabrik sawit di masih kurang dan perlu didirikan pabrikn sawit. Jika harga sawit jatuh, bagaimana mencukupi kos biaya perawatan, panen hingga upah langsir sawit.

" Kalau pabrik sawit banyak, jadi harga sawit di bawah bisa stabil  Jika, perlu ada pengaturan harga TBS,"  harap Fandi.

Fandi menambahkan, harga Tandan Buah Segar saat ini memang harga nya naik, Rp. 850/ kilonya dari harga tokeh ke petani sawit. Sedangkan perusahaan membeli nya seharga Rp. 1.140 / kilonya. Tentu saja terkait harga TBS harus ada pengontrolan, karena bisa kapan saja harga ini bisa naik turun.

Hal sama juga dikeluhkan Upik warga Transat Air Pura mengeluhkan harga TBS di wilayahnya yang sewaktu - waktu bisa naik dan turun, apalagi saat ini hanya ada tiga pabrik berdiri di, yaitu di Kecamatan Pancung Soal 2 perusahaan dan 1 perusahaan di Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan. 

Kata Upik, hanya dari hasil penjualan sawit untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga dan anak - anak bersekolah. (01)