Tidak ada tempat yang jauh. Bahkan sejauh-jauh perjalanan sebagai makluk sosial, ada saja kenalan yang dijumpai.
Minggu sebelumnya, saya dan kawan-kawan mengunjungi Pulau Dewata, Bali. Tak sengaja dan tak ada rencana, bersua dengan Mantan Kadis Kominfotik Sumatera Barat, Jasman.
Kamipun berfoto, sebagai mana lazim untuk dokumentasi perjumpaan ditempat yang jauh. Maklum, beliau Pj Walikota Payakumbuh, dan juga seorang Datuak di Ranah Pesisir, kampung saya.
Jauh sebelumnya, Bang Jasman, secara fungsional beliau atasan saya, beliau Kabiro Humas dan Saya Kabag Humas di Setda Kab. Pesisir Selatan. Kamipun sering berjumpa.
Kembali ke Sipora, secara tak sengaja bertemu Kasat Lantas Polres Kepulauan Mentawai, Iptu Undra Putra, S.H., M.H, sahabat saya, kami sama-sama alumni STIH YPKM Sumbar, dan lulus di Pasca Sarjana UNES Padang. Dan sejak lama, Undra berdinas di Polres Pessel dan lalu pindah ke Mentawai, dan sebelumnya di Dirlantas Polda Sumbar.
Pun saat akan kembali ke Painan, diatas Kapal Mentawai Fast, bertegursapa dengan AKP Ardi, yang juga sahabat yang lama berdinas di Pessel, pernah jadi Kapolsek Linggo Sari Baganti, lalu Kapolsek IV Jurai Pesisir Selatan, kini menjabat Kasat Reskrim, Polres Mentawai.
Namun, inti dari narasi ini bahwa pertemuan akan selalu berulang, dan kita tak pernah tahu, dimana, kapan dan dengan siapa.
Karena saat acara Rakor di Bapedalitbang Mentawai, secara tak sengaja bertemu dengan Tenaga Pendamping Desa, Busman Karel, yang hampir 2 tahun terakhir bertugas di Bumi Sikerei.
Busman Karel adalah pendamping senior desa, lama berdinas di Pesisir Selatan. Saat saya jadi Kadis DPMD Pesisir Selatan, kami acap berdiskusi terkait dengan BUMNag dan pemberdayaan ekonomi nagari.
Namun, saya tak sempat menghubungi dan bersua dengan sejawat, dulu sama-sama studi di Unes, Ibu Desti Seminora.
Lama menjadi Kadis Pariwisata, terakhir saya dapat info beliau menjadi Kadis Kesehatan Kepulauan Mentawai.
Tetapi, yang jelas sesampai di Painan, saya dan kawan-kawan ingin kembali ke Mentawai, mungkin ke Siberut, menumpangi kapal Sabuk Nusantara yang setia menjelajahi Painan-Mentawai-Padang, koceknya hanya Rp20.000.-
Aloeita, Pak Heri.