• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Delapan Kecamatan Rawan Banjir Di Pessel

30 Agustus 2019

398 kali dibaca

Delapan Kecamatan Rawan Banjir Di Pessel

Pesisir Selatan --Tidak menentunya kondisi cuaca sebagai mana telihat sejak beberapa hari terakhir di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), harus disikapi dengan kewaspadaan.

Upaya itu bertujuan agar ancaman bencana sebagai mana dikuatirkan, tidak menimbulkan dampak korban bagi masyarakat.

Imbauan itu disampaikan, sebab warga yang tinggal atau berdomisili disekitar kawasan rawan longsor, mencapai 20 persen dari total jumlah penduduk sebanyak 565 ribu jiwa di daerah itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Herman Budiarto melalui sekretaris, Mulyadi mengatakan Jumat (30/8) bahwa Pessel yang secera tofografi memanjang dari utara hingga selatan dengan garis pantai mencapai 234,5 kilometer itu, memiliki banyak sungai dan bukit.

"Agar ancaman bencana banjir dan longsor sebagai mana ditakutkan atau dikuatirkan itu tidak menimbulkan dampak korban jiwa. Maka kepada masyarakat diminta untuk meningkatkan kepwaspadaanya. Sebab kondisi cuaca yang tidak menentu sebagai mana saat ini, bisa saja ancaman itu terjadi," katanya.

Dingkapkanya bahwa di daerah itu dari 15 kecamatan yang ada, ancaman bencana longsor paling tinggi terdapat di Kecamatan Bayang Utara (Bayu). Sebab di dikecamatan itu, bisa dikatakan 85 persen penduduknya tinggal di lerang perbukitan dengan kemiringan diatas 45 derajat.

"Disusul kecamatan Koto XI Tarusan, IV Jurai, Batang kapas, Lengayang, Ranahpesisir, Ranah IV Hulu dan Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan," jelasnya.

Dikatakanya bahwa pada delapan kecamatan itu, bencana longsor akibat hujan deras selalu terjadi setiap tahunya.

"Karena tingginya ancaman, sehingga kepada warga yang pemukimanya persis berada di lereng perbukitan dengan kemiringan di atas 45 derajat, diminta untuk meninggalkan rumah jika hujan deras terjadi," ingatnya.  

Dia menambahkan bahwa imbauan dan ketegasan itu tidak saja disampaikanya secara lisan, tapi juga secara tertulis kepada para walinagari melalui masing-masing camat.  

Dijelaskanya bahwa selain bencana longsor, ancaman bencana banjir juga sangat tinggi mengamcam keselamatan jiwa warga di daerah itu.

Sebab daerah yang berhulu sungai di kawasan Bukit Barisan (BB) itu, rata-rata memiliki arus sungai yang deras akibat tingginya tingkat kemiringan.

"Tingginya kemiringan sungai otomatis membuat arusnya menjadi deras. Kondisi ini menjadi penyebab banjir bandang bisa muncul secara tiba-tiba. Makanya ini perlu diwaspadai," ungkapnya.

Beranjak dari kondisi dan ancaman itu, sehingga dia menghimbau kepada warga yang bermukim dilereng bukit dan didekat pinggir sungai supaya juga waspada.

"Terutama sekali bila hujan deras berlangsung cukup lama atau lebih dari empat jam," ingatnya mengakhiri. (05)