• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

26 November 2011

1114 kali dibaca

Jalan Lintas Barat Sumatera Terhambat Hingga 12 Jam

Painan, November----

Hubungan Transportasi jalan nasional lintas barat Sumatera, Padang-Bengkulu kembali terhambat di jalan alternatif Lakuak Kambang, Pesisir Selatan, akibat sebuah truk tangki pengangkut crude palm oil (CPO) sawit terperangkap di ruas jalan itu, Jumat (25/11).

Pantauan di lapangan, antrian panjang mobil dari ke dua arah terlihat panjang, mencapai dua kilomter di simpang masuk jalan alternatif Lakuak Kambang. Tidak satupun mobil yang bisa lewat, kecuali kendaraan roda dua.

Tanki sawit tersebut dari arah Bengkulu menuju Padang itu terperangkap di ruas jalan alternatif yang belum padat. Satu unit alat berat jenis gleder berupaya melakukan evakuasi truk tersebut di lokasi.

Ison (37) seorang sopir di Pasir Putih Kambang Lengayang, Jumat (25/11) mengatakan, ia bersama bus angkutan umum Kerinci-Painan yang dikendarainya berdiri di lokasi itu sejak pukul 03.30 WIB Jumat (25/11).

Truk tanki pengangkut CPO sawit itu diperkirakan melewati jalan itu sekitar pukul 3.00 WIB dengan berombongan dari arah Bengkulu. Berapa unit dari rombongan selamat dari jebakan ruas jalan yang belum padat tersebut, namun, truk CPO yang dibelakangnya terperangkap, sehingga menyebabkan mobil lain tidak bisa lagi melewati jalan itu.

Menurut Ison, truk-truk bermuatan berat tersebut sebaiknya menghentikan dahulu aktifitasnya melewati jalan tersebut, karena kondisi material pada ruas jalan belum padat.

Jalan ini hanya jalan desa, belum kuat menahan beban lebih berat. Selain itu pengerjaan pembangunan untuk peningkatan status dari jalan kebun masyarakat masih berjalan, sehingga belum layak untuk dilalui kendaraan bermuatan berat,  ujarnya.

Menanggapi hal itu, Bupati Nasrul Abit meminta aparat Kepolisian yang bertugas di lokasi untuk mengawasi mobil-mobil yang bermuatan berat. Jika dikhawatirkan mobil yang akan melewati jalan itu mengganggu arus transportasi kendaraan lainnya akibat dari terjebaknya mobil tersebut, petugas supaya menghentikan atau menstop dahulu mobil tersebut untuk tidak melanjutkan perjalannya di ruas jalan alternatif tersebut.

Truk-truk yang melebihi muatan agar distop dulu untuk melewati jalan ini, sehingga tidak mengganggu terhadap pengguna jalan lainnya. Ruas jalan ini masih belum kuat menahan beban yang berat,  katanya.

Nasrul Abit mengatakan, untuk percepatan pengerjaan pembangunan peningkatan jalan alternatif itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengucurkan dana sebesar Rp 10 miliar.

Sementara untuk pembebasan lahan, bangunan dan tanaman masyarakat yang terkena pelebaran jalan itu, Pemerintah kabupaten setempat telah melakukan gantirugi sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan sebelumnya.

Terkait pembebasan lahan, bangunan, dan lahan pertanian masyarakat yang terkena pelebaran jalan ini sudah diselesaikan oleh Pemkab. Hingga kini tidak ada masalah terkait pembebasan lahan ini. Bahkan, ada seorang masyarakat yang bersedia memberikan tanahnya untuk jalan ini tanpa ada gantirugi dari pemerintah,  ujarnya.(04