Pesisir Selatan, 3 Agustus 2018--Agar Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) tetap menjadi sentra sapi di Sumatera Barat (Sumbar), maka kepada masyarakat peternak diingatkan untuk tidak menjual sapi betina produktif sebagai hewan kurban.
Imbauan itu juga disampaikan kepada pedagang untuk tidak memobilisasinya ke luar daerah, mengingat semakin tingginya permintaan menjelang hari Raya Idul Adha 1439 Dzulhijjah tahun 2018.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Pessel, Hazrita kepada pesisirselatan.go.id Jumat (3/8) mengatakan bahwa ketegasan itu disampaikan agar peningkatan produktifitas sapi tidak terpangaruh dari dampak tingginya permintaan hewan kurban dari daerah itu.
" Agar produktivitas sapi tetap terjaga akibat tingginya permintaan, maka kepada peternak diingatkan untuk tidak menjual sapi betina produktif. Sedangkan kepada pedagang ditegaskan pula untuk tidak memobilisasi sapi betina produktif tersebut ke luar daerah untuk dijadikan sebagai hewan kurban. Termasuk juga untuk kebutuhan lokal sendiri," katanya.
Dikatakanya hahwa setiap memasuki hari Raya Idul Adha, harga sapi yang akan dijadikan sebagai hewan khurban cukup tinggi.
" Peluang itu bisa saja dimanfaatkan oleh para pedagang menjadikan sapi betina sebagai pilihan hewan kurban. Sebab pada hari-hari biasa, harga penjualan sapi betina dibanding sapi jantan jauh lebih murah," ungkapnya.
Berdasarkan data hingga saat ini sudah terpantau jumlah sapi yang akan dikurbankan di dalam daerah telah mencapai 2 ribu ekor. Sedangkan yang sudah dikirim ke luar daerah telah mencapai 3 ribu ribu ekor pula.
Angka tersebut diprediksi akan masih terus bertambah hingga hari H, baik untuk kebutuhan dalam daerah, maupun yang dikirim ke luar daerah.
Harga satu ekor sapi disesuikan dengan berat atau ukuran, dimana untuk ukuran sapi daging 60 kilogram, dihargai Rp 12 juta.
" Rata-rata sapi yang dikurbankan untuk dalam daerah adalah yang memiliki berat antara 60-70 kilogram. Sedangkan yang dikirim ke luar daerah di atas 70 kilogram," jelasnya.
Ditambahkanya bahwa sebagai daerah penghasil daging yang terkenal dengan sapi pasisia, populasinya di daerah itu masih tetap mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bahkan mengalami surplus.
" Walau permintaan sapi terus meningkat, tapi tetap mampu memenuhi kebutuhan lokal, bahkan juga untuk kebutuhan masyarakat Sumbar," ungkapnya.
Dijelaskan lagi bahwa saat ini populasi sapi di daerah itu terdata pada tahun 2017 sebanyak 81.786 ekor, dan kerbau sebanyak 8.506 ekor pula.
" Angka itu dikatakan meningkat dari tahun sebelumnya, terutama sapi. Sebab tahun 2016 populasinya sebanyak 80.976 ekor. Sedangkan kerbau sebanyak 8.430 ekor pula di tahun 2016 itu," timpalnya. (05)