Painan, April ----
Kabupaten Pesisir Selatan menempati jumlah rumahtangga miskin tertinggi disektor perikanan dari 19 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Jumlah rumahtangga miskin Pesisir Selatan sektor perikanan sebanyak 2.338 dari 13.998 kepala keluarga (KK). Dengan angka itu, Pesisir Selatan peringkat I di Sumbar, diikuti Pasaman Barat1.931 KK, kata Ketua Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Bung Hatta, Dr Ir Eni Kamal M Sc saat menjadi Nara Sumber pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kabupaten Pesisir Selatan di Painan, beberapa waktu lalu.
Lima dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar menempati jumlah rumahtangga miskin yang bergerak di sektor prikanan, setelah Pesisir Selatan dan Pasaman Barat, peringkat III ditempati Kota Padang dengan jumlah 1.376 KK, diikuti Padang Pariaman 356 KK dan Agam sebanyak 195 KK.
Mereka (rumahtangga miskin) mayoritas bergerak di sektor perikanan kelautan atau sebagai nelayan. Kabupaten yang memiliki panjang garis pantai sekitar 243 kilometer itu memiliki sumberdaya perikanan yang lengkap. Sumberdaya ikan laut yang terdapat di perairan kabupaten itu sesuai jenisnya antaran lain, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang penaid dan udang barong.
Komoditi yang diekslpoitasi seperti ikan pelagis besar yakni ikan tuna, cakalang, tongkol dan tenggeri. Sedangkan ikan pelagis kecil yakni ikan karang dan ikan demersal yaitu crustaceae, mollusca, ikan hias laut dan lainnya. Komoditi ikan unggulan dan potensial untuk dieskpor adalah ikan tuna seperti Tuna sirip kuning, Tuna mata besar, cakalang. Berat per ekornya mencapai 100 kilogram.
Selain prikanan laut, kabupaten itu juga memiliki potensi pengembangan budidaya, mulai laut, payau (tambak), kolam, keramba jaring apung, sawah dan kolam air deras. Khusus budidaya laut, kabupaten itu memiliki potensi pengembangan 7.800 hektar atau 65 persen dari yang dimiliki Sumbar yakni 12.000 hektar.
Alat tangkap yang dimiliki kabupaten itu, payang 151 unit, dogol 66 unit, pukat pantai 236 unit, jaring insang tetap 297 unit, jaring tiga lapis 215 unit, kapal bagan 336 unit, rawai tetap tetap 31 unit, pancing lain 675 unit dan pancing tonda 200 unit. Sedangkan perahu tanpa motor yang dimiliki nelayan kabupaten itu hingga akhir tahun 2011 tercatat 1.048 unit. Motor tempel sebanyak 773 unit, kapal motor 0-5 GT sebanyak 256 unit, kapal motor 5-10 GT sebanyak 195 unit, kapal motor 10-20 GT sebanyak 28 unit dan kapal motor 20-30 GT sebanyak 8 unit.(04)