Painan, Desember 2015
Besarnya potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Pesisir Selatan (Peseel) di sektor pertanian, diyakini dapat sebagai penyumbang target ketahanan pangan melalui peningkatan produksi padi sebesar 500 ribu ton bakal tercapai di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Karena potensi besar itu, sehingga Pessel dipatok peningkatan produksi padinya oleh Gubernur Sumbar sebesar 100 ribu ton hingga tahun 2017.
Target yang ingin dicapai sebesar 100 ribu ton hingga tahun 2017 itu, bukan saja menjadi kunci kesuksesan bagi Sumbar dalam mengejar swasembada pangan, tapi juga kesuksesan secara nasional.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahorbun) Pessel, Afrizon Nazar mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Senin (21/12) bahwa terget peningkatan produksi padi sebesar 100 ribu ton bagi Pessel hingga tahun 2017 itu, merupakan tantangan yang harus disikapi secara serius oleh semua elemen.
" Target produksi padi sebesar 100 ribu ton yang diberikan kepada Pessel oleh Gubernur Sumbar hingga tahun 2017, diyakini akan bisa tercapai jika disikapi secara serius. Rasa optimis itu memang didasari oleh luasnya potensi lahan yang dimiliki oleh Pessel yang saat ini mencapai 30.344 hektar," katanya.
Dijelaskanya bahwa terget yang dibebankan kepada Passel sebesar 100 ribu ton itu, adalah untuk mendukung pencapaian target Sumbar. Sebab oleh pemerintah pusat, Provinsi Sumbar juga ditarget produksi padinya sebesar 500 ribu ton hingga tiga tahun ke depan.
" Agar penggarapan lahan seluas 30.344 hektar lahan yang dimiliki oleh Pessel bisa tergarap maksimal, maka peningkatan berbagai sarana pendukung seperti irigasi dan lainya perlu dilakukan. Termasuk juga kebutuhan alat-alat mekanisasi pertanian berupa handtraktor, rice miling dan lainya. Setidaknya daerah ini membutuhkan 1.500 unit handtraktor," jelasnya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa kebutuhan 1.500 unit handtraktor bagi Pessel itu, saat ini sudah terjawab sebanyak 675 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 317 unit merupakan bantuan pemerintah yang dikelolah oleh kelompok.
" Diharapkan kekurangan alat mesin pertanian berdasarkan kebutuhan ideal sebanyak 825 unit ini, bisa mendapat perhatian pemerintah pusat dan provinsi melalui berbagai program bantuan yang dimiliki secara bertahap. Sebab melalui upaya ini, pengelolaan maksimal terhadap lahan yang ada akan bisa tercapai," ungkapnya.
Ditambahkanya bahwa hingga saat ini Pessel masih dinyatakan sebagai salah satu daerah sentra padi terbesar di Sumbar. Sebab dari luas lahan yang dimiliki itu, Pessel mampu memproduksi padi pada tahun 2014 sebesar 277.350 ton.
" Berdasarkan jumlah itu, sehingga Pessel memiliki kelebihan produksi sebesar 185.980 ton. Sebab konsumsi dalam daerah hanya sebesar 91.370 ton," terangnya.
Selain kebutuhan sarana irigasi dan mesin pertanian, Pessel juga berencana membangun beberapa unit sarana penggilingan padi (rice miling) yang canggih. Upaya itu bertujuan agar hasil pertanian yang diekspor oleh daerah itu bukan lagi dalam bentuk gabah. Tapi sudah dalam bentuk beras yang berkualitas.
" Selama ini padi yang diproduksi oleh petani Pessel dijual masih dalam bentuk gabah ke pada masyarakat luar daerah. Padahal bila sudah dalam bentuk beras, keuntunganya akan lebih besar. Untuk mencapai hal itu, sehingga secara bertahap Pessel akan membangun rice miling yang canggih di beberapa sentra produksi," tutupnya. (05)