Pesisir Selatan-- Kepala BPBD Pesisir Selatan, Doni Gusrizal melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Kebencanaan, Doni Boy mengatakan, masyarakat di nagari sebagai pelaku utama dalam upaya penanggulangan bencana perlu meningkatkan kapasitas dalam menghadapi bencana.
Menurutnya, bencana bisa datang kapan saja, justru itu masyarakat yang berada di wilayah rentan kebencanaan perlu mempersiapkan diri untuk mencegah dampak lebih buruk.
Kemandirian masyarakat desa dalam menghadapi bencana juga penting, sehingga program Desa Tangguh Bencana (Destana) yang diharapkan BNPB dapat terwujud sesuai harapan.
"Jadi, Destana itu pada intinya bisa mandiri dalam penanganan bencana dari aspek apapun,baik saat kondisi normal maupun kejadian serta pasca," jelas Doni, Jum'at (19/8) di Painan.
Doni menyebutkan Pesisir Selatan yang terdiri dari 182 Nagari dan tersebar di 15 Kecamatan sebagiannya telah membentuk Desa atau Nagari Tangguh Bencana.
Diantaranya, Nagari Air Haji Barat, Kambang Barat, Ampiang Parak, Ampang Pulai dan Salido. Pembentukan Destana kata Doni dimulai sejak 2014-2017. Lima nagari yang masuk program Destana itu sebelumnya diberikan peningkatan kapasitas dalam menghadapi kebencanaan.
Dalam peningkatan kapasitas dan sejumlah kegiatan yang dilaksanakan dalam pembentukan Destana lanjut Doni sebagian berasal dari BNPB serta dari APBD Provinsi Sumbar dan APBD Pessel.
Sejumlah kegiatan yang dilaksanakan antara lain memberikan penguatan kepada seluruh unsur di nagari serta masyarakat, melaksanakan pelatihan mitigasi serta penanganan kebencanaan terhadap tim yang dibentuk.
Berikutnya, membuat petunjuk atau rambu-rambu mitigasi Bencana di nagari bersama masyarakat dan Kelompok Siaga Bencana (KSB). Tak hanya itu, juga memberikan upaya edukasi serta sosialisasi secara menyeluruh dengan harapan agar semua unsur lapisan sadar terhadap bahaya bencana.
Doni menyampaikan untuk menjadikan Destana itu tidak begitu mudah, setidaknya memerlukan 20 indikator yang diterapkan pada nagari tersebut.
Disampaikan Desa yang tangguh bencana adalah Desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan.
Di Pessel, meski sebagian nagari telah terbentuk Destana, tapi saat ini keberadaannya tidak lagi begitu kuat. Sebagian keanggotaan pada Destana banyak yang keluar. Keanggotaan banyak keluar karena sebagian sudah tidak di kampung halaman dan pergi merantau.
"Iya, kondisinya tidak sehangat yang dulu, saat awal-awal dibentuk, anggotanya sudah banyak keluar," ujarnya.
BPBD Pesisir Selatan, sebut Doni sudah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Destana yang dibentuk. Hanya saja, komitmen Destana sirna karena keanggotaan Destana yang tidak bertahan.
"Seharusnya, bagi nagari yang telah dibentuk sebagai Destana dapat melaksanakan secara estafet dan ada inovasi serta terobosan agar tim tersebut berjalan secara normal," ulasnya.
Kini, dengan keterbatasan anggaran, BPBD Pessel belum bisa memaksimalkan pembentukan Destana. Salah satu langkah yang dilakukan yaitu dengan mendorong pembentukan Kelompok Siaga Bencana (KSB) di tiap nagari.
Dari KSB, nantinya jelas Doni bisa diarahkan untuk menjadi Destana melalui dana desa yang ada di tiap nagari. Hingga kini, total KSB yang telah terbentuk dari 182 Nagari di Pesisir Selatan baru mencapai 44 KSB.
"Untuk menjadikan nagari itu sebagai Destana memerlukan biaya yang cukup besar. Sedangkan saat ini kita terbatas dengan anggaran. Maka, pembentukan KSB adalah salah satu upaya yang perlu dilakukan. Minimal setelah dibentuk KSB, mereka diberikan penguatan lebih dalam dan terukur," ucapnya.