Painan, Desember----
Kerusakan Hutan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) hingga saat ini telah mencapai status kritis. Dimana kerusakannya mencapai 160.422 hektar. Maka perlu di rehabilitasi dengan segera, kalau tidak akan menimbulkan kerugian besar, seperti bencana banjir dan longsor.
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan merehabilitasi sekitar 3.000 hektar kerusakan hutan, rebalitasi ini dilakukan dari berbagai kegiatan yang bersumberkan APBD kabupaten dan APBN tahun 2011 ini.
"Kerusakan hutan di kabupaten itu sudah mencapai kondisi sangat kritis, untuk itu perlu segera rehabilitasi" ujar Kepala Bidang Produksi dan Rehabilitasi Dinas Kehutanan dan ESDM Pesisir Selatan, Yulinazra di Painan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan RI Nomor 422/Kpts-II/1999 tentang penunjukan Kawasan Hutan di Provinsi Sumbar, luas kawasan hutan kabupaten Pessel menurut fungsinya 388.416 hektar dari luas kabupaten 579.495 hektar atau sesuai kategori kekritisan, kerusakan hutan Pessel yang mencapai 160.422 hektar atau 27,9 persen dari total luas hutan keseluruhannya.
Dimana dari 160.422 hektar hutan yang rusak kondisi sangat kritis 23.575 hektar (4,1 persen), kawasan kritis mencapai 31.624 hektar dan agak kritis 105.223 hektar yang tersebar di 12 kecamatan.
Dari luas itu, yang telah berhasil ditanggulangi dengan melakukan rehabilitasi hutan pada lahan-lahan sangat kritis tersebut baru 10.562 hektare sejak dimulai rehabiltasi tahun 2000. Dengan anggaran yang telah dialokasikan.
Selain itu Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan juga mengatasi kerusakan hutan dengan melakukan berbagai upaya dalam pemulihannya diantaranya menanam kembali pohon pada hutan yang rusak dengan pembiayaan dana alokasi khusus (DAK) tahun 2011, melalui dinas terkait.
Disamping itu pemerintah juga melakukan pembinaan kepada kelompok-kelompok tani untuk pembangunan hutan rakyat, seperti kelompok Gunung Kolodan Lumpo Kecamatan IV Jurai, kelompok tani Janjang Kambing di Taratak Kecamatan Sutera, kelompok tani Bukit Baju Besi Aping Parak Kecamatan Sutera, kelompok tani Limau Sundai Saiyo Punggasan Kecamatan Linggo Sari Baganti dan kelompok tani Mekar Bersama Air Haji Linggo Sari Baganti masing-masing 100 hektar.
Pada rehabilitasi hutan dengan mengunakan dana APBN tahun 2011 dilakukan kegiatan dengan penanaman bibit kebun rakyat sebelas unit, penyusunan rancangan penanaman bibit kebun rakyat 46 unit,pembangunan kebun bibit rakyat 35 unit, pembinaan teknis pembangunan kebun bibit rakyat, monitoring kebun bibit rakyat, penilaian bibit di lokasi kebun bibit rakyat dan pembangunan hutan kota.
Usaha pembibitan yang dikelola oleh kelompok masyarakat nantinya diharapkan akan menghasilkan 50 ribu batang bibit tanaman kayu yang akan ditanami pada lahan-lahan masyarakat. Dan menghasilkan 1,75 juta bibit yang dapat dimanfaatkan masyarakat dalam menumbuhkan budaya menanam ditengah masyarakat. "Usaha ini ,kita berharap dapat meminimalisir kerusakan hutan terutama bahaya banjir dan longsor,"ungkapnya.(02)