• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

04 April 2016

189 kali dibaca

Kondisi Jembatan Gantung Inderapura Tengah Yang Masih Rusak

Painan,April--Kondisi jembatan gantung yang berada di Kampung Pasar Malintang Kenagarian Inderapura Tengah Kecamatan Pancung Soal Pessel kondisinya rusak parah.padahal jembatan gantung itu merupakan jembatan satu satunya yang menjadi akses bagi warga membawa hasil taninya.

Pada bagian badan jembatan telah putus sehingga tidak bisa dilalui sama sekali,papan papan penyangah sudah lapuk,dan pondasi jembatan tersebut juga tidak lagi kuat menahan badan jembatan dan miring.Warga tidak ada lagi yang berani melewati jembatan tersebut , warga kebanyaknya menyeberangi sungai baik secara berenang atau mengunakan perahu untuk membawa hasil tani mereka .

Walinagari Inderapura Tengah Manin didampingi Sekretaris Nagari Aswandi mengungkapkan kondisi jembatan itu sudah rusak pada tahun 2007 lalu karena gempa,namun pada waktu itu masih bisa dilalui walaupun dengan hati hti, namun pada gempa 2009 kondisi jembatan semakin parah dan rusak berat sehingga tidak bisa dilalui sama sekali. Selain sebagai jalur tranportasi warga untuk membawa hasil pertaniannya juga menjadi penghubung antara 2 kecamatan yaitu Kecamatan Pancung Soal dan Kecamatan Air Pura.

 Dijelaskannya Panjang jembatan tersebut lebih kurang 65 meter yang dijadikan akses oleh warga membawa hasil taninya seperti padi,sawit, karet dan hasil tani lainnya, warga terpaksa harus menyewa sampan atau perahu untuk menyeberangi sungai tentu biaya yang dikeluarkan menjadi besar. Warga hanya bisa menyeberangi sungai mengunakan perahu kalau kondisi sungai sedang tenang atau tidak hujan,namun ketika sudah hujan sungai Batang Inderapura akan meluap dan tentunya membahayakan bagi warga jika dipaksakan juga menyeberanginya.

Sedangkan jalan lain tidak ada lagi , hanya jembatan ini menjadi akses satu satunya warga. Ditambahkannya ada sekitar 100 hektar lahan warga yang berada diseberang jembatan tersebut. Lahan pertanian warga seperti lahan persawahan,kebun sawit,karet,pinang dan tanaman lainnya tumbuh subur.Jika warga harus membawa hasil taninya menyewa sampan atau perahu warga harus mengeluarkan biaya hingga ratusan ribu, padahal hasil jual pertanian seperti sawit ,karet cenderung turun/rendah sehingga warga semakin kesulitan .

"Ketika panen petani harus mengeluarkan biaya angkut yang besar, seperti membawa panen sawit, setiap kilonyawarga haru mengeluarkan biaya Rp 150 untuk bisa sampai di seberang sungai, dan ini sangat memberatkan petani,' ujarnya

 Selain itu jika hujan sampan tidak berani membawa hasil petani warga, padahal warga sudah memanen maka petani tentunya harus mengeluarkan biaya tambahah kalau tidak panen patani akn membusuk. Lebih lanjut MAnin menambahkan keluhan warga ini telah disampaikan ke pihak terkait,dan beberapa kali kunjungan kelokasi robohnya jembatan dilakukan oleh dinas terkait untuk memeriksa kondisi jembatan. Namun hingga kini realisasinya belum ada .

Salah satunya DPRD Provinsi meninjau langsung kondisi jembatan tersebut dan menjanjikan akan mengupayakan jembatan ini bisa segera dibangun kan tetapi itu semua masih sekedar harapan. Bahkan pemerintah Kabupaten Pessel terdahulu juga telah menjanjikan akan memprioritaskan jembatan ini tapi hingga sekarang juga belum ada realisasinya. Bahkan usulan untuk membantu jembatan secara permanen telah di bawa ke Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) dan telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) namun hingga kini belum ada realisasinya.

 "Warga sangat berharap jembatan ini perlu segera untuk diperbaiki karena jembatan ini salah satu urat nadi para petani untuk mengangut hasil panen. Jika, tidak segera diperbaiki jembatan ini maka etani akan semakin sulit, uja'rnya Aswandi menambahkan Warga ingin membuat jembatan sementara, namun karena kondisi alur sungai yang sulit maka untuk membuat jembatan sementara sulit dilakukan. Warga sangat berharap sekali jembata itu dibangun kembali.(07)