Painan, November ----
Ribuan masyarakat korban banjir Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) membutuhkan perhatian para dermawan untuk membantu peralatan sekolah bagi anak-anaknya yang rusak akibat banjir bandang Kamis, 3 November 2011.
Kepala Dinas Pendidikan Pesisir Selatan, Rusmayul Anwar di Painan, Kamis (17/11) mengatakan, pascabanjir bandang melanda sepuluh dari 12 kecamatan di kabupaten itu, sebagian besar kegiatan proses belajar mengajar diseluruh tingkatan sekolah yang ada di kabupaten itu sudah dimulai sejak beberapa hari terakhir.
Namun hingga kini, masih banyak anak-anak didik dan pelajar lainnya yang belum masuk sekolah untuk mengikuti pelajaran. Mereka kebanyakan anak-anak didik sekolah dasar yang berada di tempat atau daerah terparah rendaman banjir. Meski rumah yang ditempati bersama orangtuanya tidak mengalami kerusakan, namun peralatan sekolah bagi anak-anak didik banyak mengalami kerusakan sehingga tidak bisa lagi digunakan. Peralatan itu seperti buku-buku tulis dan buku pelajaran sekolah lainnya karena terendam banjir.
Rata-rata rumah masyarakat di sepuluh kecamatan terkena banjir di kabupaten ini memiliki anak usia sekolah. Mereka butuh perhatian semua pihak dan para dermawan untuk membantu peralatan sekolah yang rusak akibat banjir beberapa waktu lalu, ujar Rusmayul.
Menurutnya, ada sekitar tujuh belasan ribu anak sekolah di kabupaten itu menjadi korban akibat banjir merendam perumahan penduduk selama beberapa hari sejak Kamis, 3 November 2011.
Mereka menjadi korban karena peralatan belajarnya mengalami kerusakan akibat terendam air yang masuk ke rumah dan bangunan sekolah. Peralatan pendidikan bagi anak sekolah yang banyak mengalami kerusakan adalah berupa buku. Para orangtua anak-anak tersebut belum bisa membelikan buku dan alat tulis lainnya yang rusak akibat banjir karena selain sibuk membersihkan rumah, mereka masih trauma dengan bencana itu, ujarnya.
Disisi lain, sebagian masyarakat itu sudah kembali mulai beraktifitas seperti semula menjalankan roda perekonomian keluarganya sehingga mereka mampu membelikan kembali peralatan tulis anaknya yang rusak. Namun sebagian masyarakat juga masih ada yang memberes-bereskan rumahnya dari sisa-sisa sampah setelah banjir merendam, sehingga masih banyak diantara mereka yang belum bisa mengganti peralatan tulis anak-anaknya yang rusak.
Marlis (40), warga Pasielaweh, Kecamatan Lengayang ketika ditemui di Kambang kemarin mengatakan, sampai kini hampir sebagian besar anak sekolah dasar di kampung itu belum pergi ke sekolah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar.
Hal itu disebabkan selain pakaian mereka rusak karena terendam air, buku yang akan dibawa untuk ke sekolah juga sudah hancur sehingga anak-anak itu belum mau pergi sekolah. Kami sangat mengharapkan bantuan pakaian dan peralatan sekolah bagi anak-anak kami. Kami belum punya uang untuk membelikan buku anak ini. Sejak banjir melanda daerah ini kami belum bisa beraktifitas mencari uang, kata ia.(04)