Painan,Mei--Harapan Masyarakat Kampung Lambuang Bukik, Nagari Koto Nan Tigo Utara Surantiah, Kecamatan Sutera untuk bisa keluar dari keterisoliran telah diwujud, sebab dikawasan ini telah dibangun sarana jalan dan jembatan di kawasan tersebut.
Dimana sebelumnya kawasan ini sempat membuat heboh pada tahun 2012 lalu, dimana pelajar yang berasal dari Kampung Lambuang Bukit Kenagarian Koto Nan Tigo Utara Kecamatan Sutera harus bertarung nyawa ketika harus pergi sekolah.Mereka juga terpaksa harus meliburkan diri jika hujan karena arus sungai menjadi deras dan licin.Mereka khawatir jika dipaksakan keselamatan jiwa menjadi taruhan.
Tetapi sekarang ini mereka berbesar hati sebab kampung yang letaknya terpencil itu bisa dilewati dengan mudah dengan kendaraan tidak harus menyeberangi sungai ketika ingin ke sekolah atau ke daerah lainnya.
Bupati Pesisir Selatan Nasrul Abit mengungkapkan telah dibangun Jembatan dan tahun ini bisa difungsikan sepenuhnya pada tahun 2015 ini . Bahkan, jembatan itu nantinya bisa dilewati kendaraan roda empat.
Menurutnya, jembatan ini telah menjadi harapan warga Lambuang Bukik sejak lama , sebab sebelumnya warga terpaksa menyeberang aliran sungai yang cukup deras apabila bepergian ke Pasar Surantiah atau kampung tetangga. "Karena ironisnya kondisi warga daerah itu maka perhatian pemerintah dialokasikan kedaerah itu dengan membangun jembatan permanen dan jalan agar warga bebas dari keterisoliran," ujarnya
Dijelaskannya pembangun jembatan permanen dilakukan secara bertahap (Multiyear) semenjak tahun 2013 lalu dan telah menghabiskan APBD Provinsi lebih kurang 12 milyar dan akan tuntas tahun 2015 ini karena hanya tinggal cor lantai Dan pembangunan juga dilanjutkan dengan pembukaan jalan agar harapan masyarakat bisa menikmati jalan yang baik bisa terwujud.
Terkait masih adanya anak sekolah dan warga yang masih menyeberangi sungai untuk kesekolah dan kekampung sebelah, menurut Nasrul Abit memang masih terus dilakukan warga untuk mempersingkat jarak. Namun itu dilakukan mereka ketinggian air dangkal. Ketika ketinggian hujan dan debit air tinggi warga mengunakan jembatan sebagai sarana.
Memang pembangunan jembatan memang tidak dilakukan dilokasi tempat penyeberangan warga tersebut karena bentangan sungai yang terlalu melebar ,sehingga tidak memungkinkan untuk dibangun jembatan dilokasi tersebut.
"Tapi masyarakat bisa bersabar,pembangunan jembatan itu akan selesai pada tahun ini dan bisa dinikmati sepenuhnya oleh warga ," ujarnya
Sementara Camat Ranah Pesisir Facrudin didampingi Walinagari Koto Nan Tigo Surantiah Erwil mengungkapkan , Lambuang Bukik satu-satunya kampung tertua. Sebagian besar warga Kecamatan Sutera dulunya berasal dari kampung tersebut. Tetapi,Selama ini kampung itu kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Sementara lebar sungai yang diarungi warg dan anak-anak sekolah selama ini sekitar 90 meter dengan kedalaman 1 meter.
Dimana warga yang ingin pergi ke kampung tetangga, berbelanja atau menjual hasil panen ke Pasar Surantiah, warga harus mengarungi sungai. Tak jarang pula warga ketiban sial, ketika menyeberang terpeleset sehingga barang-barang belanjaan hanyut oleh arus.
Kondisi warga di Kampung lambuang Bukit itu sudah lama terjadi,diperkirakan ada sekitar 57 Kepala Keluarga dengan 260 jiwa yang menghuni perkampungan itu. Pada umumnya warga berusaha disektor pertanian dan perkebunan dengan komoditi gambir,karet,kulit manis dan padi.Pemukiman warga itu tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana,kampung itu hanya memiliki satu buah mushala,tidak ada sarana kesehatan,air bersih dan penerangan listrik.Warga mengunakan air sungai untuk kebutuhan mereka keseharian.Hasil pertanian masyarakat itu seperti gambir,kakao dan lainnya juga dibawa oleh warga keluar untuk dijual dengan menyeberangi sungai,sehingga hasil yang didapat warga terkadang tidak sebanding dengan modal dan biaya yang harus mereka keluarkan .
Seperti diketahui Dari Lambung Bukit cukup banyak pelajar mulai SD,SMP,MTsN sampai SMA, harus menyeberangi sungai .kalau SD jaraknya tidak terlalu jauh dan bisa dicapai dengan berjalan kaki. Sungai yang mereka seberangi itu adalah Batang Surantiah di Kabupaten Pessel,merupakan sebuah sungai yang berhulu di Taman Nasional Kelinci Seblat,diperkirakan panjang sungai itu sekitar 50 kilometer dan lebarnya 90 meter.
Suprial 37 salah seorang warga Lambung Bukit mengakui sangat bersyukur telah dibangunnya sarana jembatan sebagai penyeberang sehingga dirinya tidak risau lagi ketika anak anak pergi sekolah.Dan warga juga tidak kesulitan lagi jika harus pergi kenagari lain atau ke pasar," ujarnya (07)