Pesisir Selatan – Ketua TP PKK Kabupaten Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni, memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Malam Anugerah dan Karya Festival Silek Padusi yang digelar di Panggung Utama Pantai Carocok Painan, 1–2 November 2025. Acara ini menampilkan garapan karya tari kreasi Minangkabau yang sarat nilai budaya dan filosofi perempuan Minang.
Festival Silek Padusi menjadi salah satu kegiatan seni dan budaya yang berhasil menarik perhatian masyarakat dan wisatawan. Perpaduan antara silek tradisi dan gerak tari kreasi modern memberikan nuansa baru dalam pelestarian seni Minangkabau yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Lisda Hendrajoni kepada wartawan mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya leluhur. Menurutnya, silek bukan hanya seni bela diri, tetapi juga simbol keanggunan, keteguhan, dan kemandirian perempuan Minangkabau.
“Melalui festival ini, kita tidak hanya menampilkan keindahan gerak, tetapi juga pesan moral tentang ketangguhan perempuan Minang dalam menjaga adat dan budaya,” ujar Lisda. Ia juga mengapresiasi para seniman dan koreografer muda yang berani menafsirkan silek dalam bentuk seni pertunjukan yang kreatif dan berkarakter.
Lebih lanjut, Lisda menyebut kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan sektor pariwisata berbasis budaya. Pantai Carocok Painan sebagai lokasi kegiatan dinilai sangat strategis karena menjadi ikon wisata andalan Pesisir Selatan.
“Festival ini menjadi contoh bagaimana seni budaya dapat menjadi daya tarik wisata yang memperkuat identitas daerah sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu diisi dengan berbagai penampilan, mulai dari tari kreasi, pementasan silek, hingga pameran produk lokal dan kuliner khas nagari.
Harapannya, Festival Silek Padusi dapat menjadi agenda tahunan dan terus berkembang menjadi ajang seni yang lebih luas.
Terakhir Lisda Hendrajoni juga berharap agar generasi muda Pesisir Selatan semakin mencintai budaya sendiri. “Kita harus bangga menjadi orang Minang. Mari terus berkreasi, menjaga tradisi, dan menjadikan budaya sebagai sumber inspirasi kemajuan daerah,” tutupnya.