• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

10 Mei 2015

742 kali dibaca

Masyarakat Alih Fungsi Lahan Sawah Ke Tanaman Cabe

Painan, Mei 2015.    

Dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat, para petani manfaatkan areal pertanian sawah  dengan sistem  tanaman selingan yaitu, padi, semangka, pepaya, jagung dan cabe tanaman lainnya yang menghasilkan. 

Pemanfaatan lahan  sawah tidak terfokus kepada  tanaman  padi saja, namun berbagai jenis tanaman  yang menghasilkan jelas sangat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat yang mayoritas hidup sebagai petani. Seperti contoh alih fungsi lahan sawah dari tanaman padi ketanaman lainnya seperti tanaman cabe banyak dilakukan oleh masyarakat Koto Baru Koto Berapak Bayang. 

Namun alasan petani untuk mengubah lahan persawahan untuk menjadi lahan tanaman selain padi cukup beralasan. Alasan utamanya adalah terus  membangkitkan sumber pendapatan ekonomi  keluarga dan kemudian untuk mengatasi  penganguran akibat sawah yang terlantar terutama pada musim kemarau petani tidak bisa menanam padi akibat kekurangan air sawah. 

Tapi banyak juga para petani alih fungsi lahan itu yang berhasil, seperti petani yang satu ini Dodi Erwanto warga Koto Baru Bayang ini menanam komoditi cabe dilahan persawahannya, dia menceritakan bagaimana memulai usahanya itu dengan segenap perjuangan jatuh bangun dan kerugian yang dideritanya. Dengan hanya bermodalkan niat dan tekat. 

Dilahan persawahan 1/4 hektar dia membudidayakan tanaman cabe dengan hanya bermodalkan 6 juta hinga 7 juta, dimulai dari pembibitan, pemupukan dan panen dia telah mampu menghasilkan laba 2 hingga 3 kali lipat dari modal tersebut jika harga cabe dipasaran melebihi dari harga Rp 20.000/kgnya.

 "Budidaya cabe tidaklah sulit namun juga tidaklah gampang, butuh kegigihan dan ketekunan untuk menghasilkan," ujarnya Untuk budidaya cabe dari masa pembibitan hingga panen membutuhkan waktu sekitar 3 bulan dan dalam waktu tiga bulan itu kita harus melihat dan memperhatikan kondisi tanam dan rutin memberikan pupuk mulai dari pupuk organik hingga pupuk buah.

Jenis cabe  yang dikembangkannya adalah cabe kampung. Hasil panennya langsung dibeli oleh pembeli langsung keladang. 

Namun dodi juga menemukan kendala dalam pembudidayaan tanaman cabe, dimulai dari kekurangan modal, penyakit , hujan ,banjir dan pasar yang melemah.

Semua itu memang merupakan risiko yang menjadi tantangan ."Jika hujan dan banjir maka kita petani cabe akan mengalami kerugian besar,karena pohon cabe tidak berbuah dan batangnya membusuk," ujarnya Usaha yang dilakukan oleh Dodi dalam alih fungsi lahan persawahan ditanami tanaman selain padi juga dilakukan oleh petani lainnya,mereka juga melakukan budidaya pepaya.Jenis pepaya yang dikembangkannya adalah pepaya kampung,pepaya es dan jenis pepaya penang .

Hasil panennya langsung dibeli oleh pembeli langsung keladang Setiap butirnya harga yang ditawarkan beragam tergantung jenis dan besarnya buah tersebut. Biasaya untuk jenis pepaya es ukuran sedang dihargai Rp 5 ribu hingga Rp 8 ribu/butir. Namun jika pembelian untuk skala banyak biasanya dijual dengan harga per kgnya Rp 2 ribu. "Kita sebagai petani sangat berharap sekali dengan pemerintah  untuk selalu melakukan pembinaan rutin kepada kami. Dengan memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik yang bahannya ada dialam,sehingga hasil panen melimpah," ujarnya Kabupaten Pesisir Selatan memiliki potensi pertanian yang sangat besar banyak komoditi yang menjadi andalan daerah ini.Dan pasar penyaluran komoditi itu juga sangat luar. Untuk kebutuhan daerah hasil pertanian para petani Pessel melebihi dari k(07)