• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

24 November 2011

572 kali dibaca

Masyarakat Tanjunggadang Minta Jaringan Listrik

Painan, November ----

Masyarakat Tanjunggadang, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, meminta perhatian pemerintah untuk memasukan jaringan listrik ke daerah itu, karena belum ada sejak dahulunya. Kami sangat butuh adanya jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) masuk ke daerah ini sehingga daerah ini tidak tertinggal lagi. Hal ini sudah menjadi idaman kami sejak dulunya, kami juga telah mengusulkan hingga beberapa kali ke Pemerintah melalui Wali Nagari (Kepala desa adat) di sini,  kata Nani (29) warga Tanjunggadang, kemarin.

Tidak saja jaringan listrik PLN yang dibutuhkan warga, jaringan air bersih untuk minum, masak dan mandi keluarga juga belum tersedia di daerah itu sehingga untuk konsumsi kebutuhan keluarga sehari-hari, mereka harus mengambil air sungai yang mengalir di daerah. Parahnya, pada musim hujan dan banjir yang terjadi 3 November lalu, air sungai yang biasannya digunakan untuk memasak, minum, mandi dan kakus itu warnanya telah berubah karena bercampur dengan lumpur dari ulu sungai.

Kami dan keluarga ingin sekali hidup seperti daerah lain, memasak nasi dan makanan lainnya hanya dengan tinggal memasukan arus listrik ke alat memasak, begitu juga dengan air bersih,  kata Nani. Ia mengatakan, pada suasana lebaran dan bulan puasa sangat dirasakan sekali bagaimana susahnya tidak adanya alat penerangan listrik itu. Sebagai persiapan makan sahur warga disana harus melebihkan masakan pada berbuka.

Masih untung pada shalat taraweh berjamaah, pengurus masjid harus menyiapkan alat penerangan dari generator set (genset). Namun biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan bakar minyak genset, jika pemakaian pada rumah pribadi biayanya terlalu besar,  kata ia.

Menurutnya, untuk penerangan malam hari, warga disana umumnya memakai alat penerangan seadanya yakni penerangan lampu teplok atau lampu patromax. Sebagian kecil warga disana juga ada memakai penerangan dari genset untuk rumah pribadinya, namun jika dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli BBM tidak seimbang dengan penghasilan yang diterima masyarakat disana.

Kami tidak sanggup memakai genset karena biaya yang harus dikeluarkan lebih besar untuk beli BBM. Jika pakai genset habis uang Rp12 ribu per keluarga untuk satu malam. Rp12 ribu itu, genset hanya hidup selama lima jam dengan menghabiskan BBM dua liter,  ujarnya.

Pejabat sementara (Pjs) Wali Nagari (Kepala desa adat) Sungai Liku, Amrullah mengatakan, warga yang belum menikmati jaringan listrik tersebut sekitar 150 kepala keluarga yang berada di kampung (dusun), Tanjunggadang Kecamatan Ranah Pesisir. "Kondisi seperti itu sudah sejak dahulunya dirasakan masyarakat. Sedangkan usulan masyarakat juga sudah diteruskan (disampaikan) ke Pemerintah Kabupaten setempat, bahkan pihaknya juga sudah mengajukan surat permintaan kepada pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN), agar dibangun jaringan listrik di daerah ini,  katanya.  Namun hingga sekarang belum ada tanda-tanda masyarakat akan menikmati listrik, hingga kapan kampung itu dialiri listrik PLN dirinya juga tidak mengetahui secara pasti.(04