Painan, – Semangat kemerdekaan begitu terasa di Simpang Empat Jembatan, Nagari Painan Timur, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan. Warga tumpah ruah di sepanjang jalan buntu menuju Lubuak Mancik untuk memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang digelar Sabtu dan Minggu (16–17 Agustus 2025).
Sejak pagi, suasana kawasan itu dipenuhi warna-warni bendera merah putih dan hiasan sederhana hasil swadaya warga. Anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut berkumpul, saling menyapa, sambil menunggu dimulainya berbagai perlombaan khas 17-an yang sudah menjadi tradisi turun-temurun.
Gelak tawa pecah ketika lomba makan kerupuk digelar. Anak-anak dengan semangat berusaha menghabiskan kerupuk yang digantung, sementara para penonton tak henti memberikan semangat. Lomba lain seperti goyang balon, paku dalam botol, sendok kelereng, lempar tepung, hingga kursi panas juga tak kalah seru, menciptakan suasana penuh canda dan keakraban.
Tidak hanya itu, perlombaan tarik tambang menjadi salah satu ajang paling ditunggu. Sorak sorai penonton mengiringi perjuangan kelompok yang beradu tenaga. Tawa semakin pecah saat lomba lempar air dimulai, membuat peserta dan penonton sama-sama basah, namun tetap bahagia.
Mewakili panitia pelaksana, Widya menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dan partisipasi masyarakat. “Alhamdulillah, antusias warga luar biasa. Semua ikut terlibat, baik sebagai peserta maupun penonton. Kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tapi juga momentum untuk mempererat silaturahmi dan menumbuhkan rasa kebersamaan. Semoga tradisi ini terus berlanjut setiap tahun,” ujarnya dengan penuh haru.
Bagi masyarakat Simpang Empat Jembatan, peringatan 17 Agustus tidak hanya bermakna mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga menjadi wadah untuk menumbuhkan semangat gotong royong, solidaritas, dan persatuan di tingkat nagari. Anak-anak belajar arti sportivitas dan kebersamaan, sementara orang tua kembali bernostalgia dengan permainan rakyat yang sederhana namun sarat makna.
“Seru sekali, apalagi bisa main bersama teman-teman,” ujar Rizky, salah seorang peserta lomba kelereng dengan wajah penuh tepung. Senyum polosnya mewakili kegembiraan anak-anak yang merasakan suasana kemerdekaan dengan cara mereka sendiri.
Momentum sederhana ini membuktikan bahwa semangat kemerdekaan tetap hidup di tengah masyarakat. Dengan semarak 17 Agustus, warga Painan Timur kembali diingatkan bahwa persatuan dan kebersamaan adalah kunci menjaga nilai-nilai perjuangan para pahlawan.