Painan, Maret 2016 - Kini, muara dan pantai Nagari Amping Parak, Kecamatan Sutera dikemaskan menjadi kawasan terpadu oleh pemerintah nagari setempat. Berbagai kegiatan yang berhubungan dengan ekonomi, pendidikan dan pariwisata dapat dilaksanakan di sini.
Menurut Pjs Walinagari Amping Parak, Habil Rivai kemarin, kawasan terpadu itu telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nagari (RPJMN). Sementara di kawasan itu telah ditumbuhi 3300 cemara laut dan 35000 mangrove.
Disebutkan, potensi kawasan muara dan pantai Amping Parak hingga kini memang belum tergarap maksimal. Padahal, kawasan yang menyerupai danau itu memiliki potensi besar untuk budidaya perikanan dan pariwisata pantai.
"Semenjak adanya proyek penahan ombak di pintu masuk muara, praktis mengakibatkan kawasan bagian utara muara berubah menjadi semacam danau. Air laut tidak lagi masuk ke kawasan itu, dan airnya tenang," tuturnya.
Dikatakan, selama ini muara Amping Parak belum digarap untuk keperluan perekonomian warga secara konvensional. Warga hanya memanfaatkan ikan yang hidup liar di sana tanpa adanya pembinaan.
"Kami berharap pemerintah kabupaten memberikan pencerahan dan solusi terkait pengembangan kawasan Muara Amping Parak. Misalnya memfasilitasi warga setempat untuk mendapatkan ilmu menggali serta memanfaatkan potensi dan pembiayaan pembangunan," katanya.
Saat ini lanjutnya, telah ada kelompok petani ikan yang membuat keramba. Namun harus ada peningkatannya, paling tidak menambah jumlah keramba dan jenis ikan yang di budidayakan.
Selain perikanan, di sisi barat muara, pasirnya yang indah juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi objek wisata. Pasirnya luas dan halus, jadi sangat bagus untuk dikembangkan, bebernya. (03)