• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

26 November 2011

714 kali dibaca

Pasca Banjir, BNPB Bantu Pessel RP12,4 Miliar Untuk Penanggulangan

Painan, November----

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melalui Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) RI memberikan bantuan dana Rp12,4 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) untuk percepatan penanggulangan bencana banjir bandang yang terjadi, 3 November lalu, Jumat (25/11).

Penyerahan bantuan langsung oleh Menkokesra, Agung Laksono kepada Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit melalui Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno pada kunjungan yang ke dua kalinya ke kabupaten itu pascabanjir bandang di Pasir Putih, Jumat (25/11).

Agung mengatakan, dana tersebut dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk perbaikan jalan dan rumah masyarakat yang hancur akibat banjir bandang 3 November lalu.  Khusus untuk perbaikan dan peningkatan status pembangunan jalan alternatif Lakuk Kambang, Kecamatan Lengayang menjadi jalan nasional, dana tersebut dapat dimanfaatkan Rp10 miliar, sedangkan sisanya, Rp2,4 miliar pergunakan untuk bantuan pembangunan rumah korban yang hancur atau hanyut,  ujar Agung Laksono.

Perbaikan dan pembangunan jalan alternatif agar dapat diselesaikan sesegeranya dengan dana yang telah dialokasikan, sehingga masyarakat kembali dapat beraktifitas demi pemulihan ekonominya pascabencana. Percepatan pembangunan jalan alternatif itu katanya, sangat penting dilakukan karena jalan tersebut merupakan satu-satunya akses transpotasi darat yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam beraktifitas.

Dengan terputusnya jalan nasional lintas barat Sumatera di Pasir Putih Kambang akibat banjir bandang sejak 3 November lalu, telah berdampak buruk terhadap perekonomian masyarakat kabupaten itu. Masyarakat tidak lagi bisa beraktifitas seperti biasa sehingga menyebabkan tersendatnya perekonomian.

Agung mengimbau, masyarakat harus mewaspadai bencana yang dimungkin timbul pada musim hujan seperti saat ini. Sesuai dengan prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi dan Geofisika, setiap bulan September hingga Desember memungkinkan akan turunnya curah hujan yang tinggi.

Dengan demikian, kata ia, karena daerah ini rawan akan segala bencana akibat curah hujan, maka masyarakat harus mewaspadai segala dampak yang dimungkinkan timbul dari bencana itu, terutama masyarakat yang tinggal di daerah paling rawan bencana seperti di daerah aliran sungai, pinggir bukit dan daerah rawan lainnya.

Sesuai dengan letak geografisnya, daerah ini rawan akan segala macam bencana pada musim hujan ini, mulai tanah longsor, banjir dan lainnya. Maka itu, agar tidak menimbulkan dampak buruk dari bencana yang akan terjadi, baik korban jiwa atau juga korban materil lainnya, kita (masyarakat) harus mewaspadai terlebih dahulu,  kata Agung.

Kerjasama yang baik dari semua pihak dan masyarakat itu sendiri dalam penanganan dan penanggulangan sangat perlu dilakukan untuk mengurangi resiko bencana. Tahun depan, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana akan diberikan pendidikan tentang bencana, baik menghadapi saat datang bencana, penanganan maupun penanggulangan pascabencana sehingga masyarakat menjadi terbiasa dan tidak canggung lagi bila terjadi bencana,  kata Agung Laksono.(04