Painan, Mei ----
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mengimbau masyarakat untuk melestarikan hutan di lereng bukit sekitar pemukiman agar tidak menimbulkan dampak buruk terhadap masyarakat itu sendiri. Hutan di lereng perbukitan sekitar pemukiman masyarakat harus dijaga dan dilestarikan, karena keberadaanya sangat penting untuk mengantisipasi resiko tanah longsor, kata Dinas Kehutanan Energi dan Suber Daya Mineral, Maswar Dedi di Painan, Jumat.
Menurut dia, meski berada pada hutan rakyat atau tidak pada hutan lindung, namun hutan di lereng perbukitan yang ada di sekitar pemukiman masyarakat dengan kemiringan tajam dilarang untuk dijadikan sebagai areal perladangan (kebun), karena mudah longsor.
Umumnya perbukitan yang berada dekat dengan pemukiman masyarakat di kabupaten itu tidak layak untuk dijadikan areal perladangan karena memiliki kemiringan tajam. Jika masyarakat masih melakukan hal itu, maka akan dapat menimbulkan bencana. Dilarang keras membuka hutan baik lindung, produksi maupun konservasi pada areal yang topografi berat (kemiringan tajam) karena akan berdampak buruk terhadap daerah sekitar, kata dia.
Dengan melakukan pembakaran, penebangan pohon maka akan menjadikan hutan di perbukitan tersebut gundul sehingga berakibat pada tanah longsor saat musim hujan. Ia memberikan contoh pada bukit yang berada di sekitar Kota Painan. Perbukitan itu memiliki banyak fungsi dan manfaat, salah satunya sebagai tempat penyelamatan bagi warga apabila terjadi bencana gempa besar yang berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Jarak bukit itu sangat dekat dengan pemukiman masyarakat dan mudah dijangkau dalam waktu singkat. Menuju bukit tersebut telah terbentang ruas jalan yang cukup bagus. Pada beberapa titik di bukit itu dijadikan sebagai tempat penyelamatan atau tempat evakuasi bagi masyarakat jika tsunami datang.
Salah satu titik, di bukit sekitar Kota Painan itu juga, pemerintah telah menjadikan sebagai kawasan objek wisata karena terdapat pemandangan yang indah. Kawasan itu yakni objek wisata Bukit Langkisau. Beberapa infrastruktur penunjang pariwisata telah dibangun di kawasan itu. Di bagian lainnya, di bukit sekitar itu, pemerintah membangun sebuah shelter (tempat evakuasi) yang bisa menampung sekitar 5 ribu masyarakat jika tsunami datang.
"Jika masyarakat masih membuka hutan sekitar lereng bukit itu sebagai areal perkebunan maka infrastruktur yang telah dibangun tersebut tidak akan bermanfaat lagi karena terbawa tanah longsor, " ujar dia.(04)