Painan, April - Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, mengimbau masyarakat di kabupaten itu agar melestarikan budaya lokal untuk mengantisipasi masuknya budaya negara lain.
"Kini budaya lokal sudah mulai sedikit tertinggalkan. Masyarakat khususnya generasi muda cenderung mencontoh budaya kebarat baratan (budaya negara barat), " kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar di Painan.
Untuk menghindari pengaruh budaya asing (negara barat) terhadap generasi muda, maka pemerintah perlu menggalakkan dan menghidupkan kembali budaya lokal, begitu juga dengan kesenian tradisional yang dimiliki daerah itu.
Pengaruh budaya asing terhadap generasimuda terjadi tidak begitu saja, namun membutuhkan proses yang panjang dari tahun ke tahun hingga mengakibatkan asal budaya daerah menjadi tertinggalkan. Hal tersebut disebabkan oleh kekurangpeduliannya masyarakat terhadap budaya yang telah ada turun temurun.
Menurutnya, kesenian tradisional merupakan salah satu dari jenis kebudayaan lokal yang harus dipertahankan keberadaannya karena kebudayaan lokal tersebut juga merupakan kekayaan lokal yang mencerminkan keadaan sosial di wilayah.
Diantara budaya lokal itu seperti cerita rakyat, lagu daerah, ritual kedaerahan, adat istiadat daerah, dan segala sesuatu yang bersifat kedaerahan. Berbagai kesenian tradisional yang dimiliki daerah itu seperti Rabab, debus, tari pisau dan sebagainya tentu saja mengandung banyak arti dan pesan-pesan penting bagi masyarakat itu sendiri.
Di dunia pendidikan, khususnya di kabupaten itu, dua jenis kesenian daerah yang menjadi kekayaan lokal dalam bidang kesusastraan itu telah masuk pada bahan pelajaran sastra di sekolah.
Ini sebagai upaya dalam menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal, seperti nilai religius, moral, dan khususnya nilai kebangsaan kepada peserta didik. Kesenian daerah juga dilakukan di luar sekolah sebagai pelajaran tambahan atau ekstrakuriler. (04)