Pesisir Selatan--Pemerintah daerah kabupaten (Pemdakab) Pesisir Selatan (Pessel) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), akan terus meningkatkan kesiagaan masyarakatnya dalam menghadapi ancaman bencana.
Kesiagaan itu dilakukan secara terintegrasi, agar ancaman bencana seperti banjir, tanah longsor, abrasi pantai, dan gempa yang diprediksi berpotensi tsunami tidak menimbulkan dampak korban yang besar.
Sekretaris daerah kabupaten (Setdakab) Pessel, Erizon mengatakan kepada penulis pesisirselatan.go.id Kamis (29/8) bahwa keselamatan jiwa masyarakat dari ancaman bencana merupakan pilihan yang tidak bisa ditawar-tawar.
"Secara giografis, sebagian besar pemukiman penduduk di Pessel berada pada radius 0-3 kilometer dari bibir pantai. Meraka yang tinggal di kawasan ini jelas berada pada zona merah tsunami, belum lagi yang berdomisisli di sepanjang bibir sungai dan lereng pebukitan yang rawan banjir dan rawan longsor. Karena berbagai ancaman itu, sehingga perlu disikapi dengan kewaspadaan. Sebab hanya melalui upaya ini ancaman bencana yang bisa berdampak korban besar itu, bisa dilakukan," jelasnya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa kegiatan sosialisasi dan simulasi kampung siaga bencana perlu lebih dimaksimalkan ke depan.
Karena upaya itu termasuk salah satu langkah dalam menyikapi resiko bencana, yang tentunya dengan melibatkan masyarakat dan unsur terkait di daerah.
Diakuinya bahwa keberhasilan dalam pengurangan resiko dampak bencana tidak terlepas dari koordinasi dan kerjasama yang terintegrasi dengan berbagai pihak.
Sebab melalui keterlibatan itu, semua unsur akan merasa memiliki tanggung jawab, termasuk unsur yang ada di masyarakat, atau tidak terbatas pada pemerintah dan aparatur saja.
"Bila kesadaran dan rasa tanggung jawab dalam menghadapi berbagai dampak bencana sudah dimiliki oleh semua eleman yang ada di masyarakat. Maka dampak kerugian yang besar bila bencana terjadi bisa diminimalisir, baik ketika bencana itu terjadi, maupun sesudah bencana," tutupnya. (05)