Painan, Mei 2015.
Disaat para buruh menuntut kenaikan upah di Hari May Day (Hari Buruh), justeru di Pesisir Selatan masih ada sekitar 11 persen angkatan kerja yang belum dapat pekerjaan. Berdasarkan data BPS tahun lalu, angkatan kerja yang masih menganggur mencapai 20.000 orang sementara yang bekerja 155.000 orang.
Kepala Dinas Sosial dan Nakertran Pessel Doni Gusrizal mengatakan, ada dua data yang dimiliki daerah ini tentang angka pengangguran yakni Dinas Sosial dan Nakertrans dan BPS. Jika di persentasekan berdasarkan data BPS memang masih ada sekitar 11 persen angkatan kerja yang belum memiliki pekerjaan. Hal ini disebabkan minimnya peluang kerja formal di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Ini pulalah menjadi salah satu penyebab angkatan kerja di daerah itu lebih memilih pergi ke luar daerah untuk mencari kerja.
"Kondisi itu juga menjadi salah satu penyebab angka pengangguran selalu mengalami peningkatan setiap tahunya, disamping juga pertambahan akibat angka kelahiran dan pertambahan umur bagi angkatan kerja. Salah satu upaya untuk mengurangi angka pengangguran di daerah yang minim peluang kerja itu adalah melalui pembinaan dan pelatihan angkatan kerja," katanya.
Disebutkan, upaya itu perlu dilakukan agar pertambahan jumlah penduduk dan jumlah angkatan kerja tidak menimbulkan persoalan sosial di masyarakat. Kekhawatiran itu bisa muncul karena Pessel memang minim peluang kerja formal akibat tidak memiliki perusahaan-perusahaan besar sebagaimana daerah lain.
Dia menjelaskan bahwa hingga saat ini kecendrungan masyarakat masih memilih bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) setelah tamat dari bangku pendidikan. Demikian juga untuk bekerja di perusahaan-perusahaan besar swasta maupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Kondisi ini menjadi salah satu penyebab angkatan kerja yang menganggur, menjadi kian meningkat di Pessel," ungkapnya.
Sementara berdasarkan data yang dimiliki oleh Disnakertrans Pessel, angka pengangguran hanya sekitar 11.000 orang. Jika dirinci, pada tahun 2011 jumlah angkatan kerja di daerah itu sebanyak 196.642 orang. Dari jumlah itu yang bekerja 184.924 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 9.814 adalah pengangguran, dan sebanyak 1.904 orang angkatan kerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
" Tahun 2012 jumlah angkatan kerja Pessel menjadi 176.936, dari jumlah ini yang mengalami PHK sebanyak 3.605 dan pengangguran sebanyak 12.876 oraang. Walau di tahun 2013 angka angkatan kerja menurun menjadi 168.913 jiwa, namun angka pengangguran meningkat menjadi 15.661 jiwa, dan yang mengalami PHK sebanyak 3.027 pula," terangnya.
Memasuki akhir Awal 2015, jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinsosnakertrans Pessel sebanyak 11.290 jiwa.
" Tapi dari jumlah pencari kerja yang sebelumnya melakukan pengurusan kartu kuning atau kartu pencari kerja tersebut, belum satupun yang melaporkan apakah sudah mendapat kerja atau belum. Sehingga berapa angka pasti pencari kerja Pessel yang sudah bekerja, tidak bisa dijelaskan, baik tahun ini, maupun tahun-tahun sebelumnya, kecuali angka angkatan kerja dan angka pengangguran," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi agar angkatan kerja di daerah itu menjadi produktif, sehingga pihaknya melakukan upaya berupa pelatihan-pelatihan bagi angkatan kerja, serta juga melalui kegiatan program padat karya infrastruktur.
Dikatakannya ada dua bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan produktifitas angkatan kerja. " Dua kegiatan itu diantaranya pelatihan dalam bentuk prosesing (pengolahan hasil pertanian red) dan keterampilan kerja. Serta melalui kegiatan padat karya infrastruktur. Dua kegaitan itu bukan saja didanai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tapi juga dari Anggaran pendapatan Belanja Negara (APBN)," jelasnya.(09)