• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

22 Agustus 2016

218 kali dibaca

Permintaan Sapi Kurban Asal Pessel Meningkat Hingga 15 Persen

Painan, Agustus 2016   

Sebagai daerah sentra sapi di Sumatera Barat (Sumbar), permintaan masyarakat luar daerah menjelang memasuki hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah tahun 2016 sudah mulai terlihat.

Agar kualitas dan kesehatan sapi terjamin, sehingga selain menerjunkan 21 pertugas kesehatan hewan di lapangan, pemerintah daerah (Pemda) setempat melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) juga menempatkan 2 orang petugas cek poin.

Petugas itu ditempatkan di dua lokasi, diantaranya pada pos distribusi Siguntur batas Pessel dengan Kota Padang, dan di Silaut batas Provinsi Bengkulu.

Kepala Disnakeswan Pessel, Nusirwan mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Senin (22/8) bahwa langkah itu dilakukan untuk menjaga kepercayaan konsumen karena Pessel merupakan salah satu daerah sentra daging, terutama daging sapi yang memiliki ciri khas tersendiri, disamping juga beberapa jenis sapi lainya.  

" Ini perlu dilakukan mengingat Pessel merupakan salah satu daerah sentra daging sapi di Sumbar. Kita berharap melalui pengawsan ini, kepercayaan konsumen terhadap kesehatan sapi yang akan dikonsumsi semakin tinggi. Untuk memaksimalkan pengawasan dan pemeriksaan, sehingga kita menerjunkan 21 orang petugas Keswan di lapangan, dan menempatkan 2 petugas cek poin di pos perbatasan," katanya.  

Ditambahkanya bahwa berdasarkan pemantauan petugas pada pos distribusi atau pos cek poin yang terdapat di daerah Siguntur perbatasan Pessel dengan Padang, dan Silaut batas Provinsi Bengkulu, rata-rata sapi yang keluar dari daerah ini telah mencapai 200 ekor per hari.

" Bardasarkan jumlah itu, sehingga diprediksi permintaan sapi untuk kebutuhan luar daerah akan meningkat sebesar 15 persen. Kalau tahun lalu sapi yang diimpor keluar daerah mencapai 7 ribu ekor untuk kebutuhan kurban, tahun ini diperkirakan melebihi 8.000 ekor. Permintaan kebutuhan luar daerah sebanyak 200 ekor rata-rata per hari ini, terlihat sejak satu pekan terakhir," jelasnya.

Dijelaskan lagi bahwa populasi sapi di daerah itu telah mencapai sebanyak 87.397 ekor, sedangkan kerbau sebanyak 10.249 ekor pula. Bardasarkan angka itu, sehingga dapat dikatakan populiasinya mengalami peningkatan, terutama sapi. Dikatakan demikian, karena dua tahun lalu (tahun 2014 red), pupolasi sapi di Pessel hanya sebanyak 79.861 ekor.

" Peningkatan populasi sebagai mana terjadi sejak dua tahun terakhir ini, memang berkat kesadaran masyarakat karena telah meninggalkan kecendrungan menyembelih sapi betina produktif. Bahkan untuk tidak menyembelih sapi betina produktif ini, akan dibuatkan Peraturan Bupati (Perbup) di Pessel. Termasuk juga Perbup untuk tidak membungkus daging sapi dengan kresek warna hitam. Karena berdasarkan penelitian, kresek berwarna hitam itu bisa menyebabkan kangker," tegasnya. (05)