Painan, Nopember 2013.
Alih fungsi lahan pertanian produktif seperti untuk areal perkebunan, pemukiman dan lainnya cukup tinggi mencapai 80 hektare per tahun. Kondisi ini perlu diawasi guna mengantisippasi krisis pangan langkah yang tepat yakni cetak sawah baru lebih banyak setiap tahunnnya.
Untuk itulah Program cetak sawah baru di Kabupaten Pesisir Selatan terus berlanjut. dan tahun 2014 ini kembali diusulkan seluas 500 hektare.Sedangkan hingga tahun 2013 telah terealisasi seluas 2.455 hektare yang tersebar di 12 kecamatan masing-masing Silaut, Lunang, Basa Ampek Balai Tapan, Ranah Ampek Hulu Tapan, Pancung Soal, Air Pura, Linggo Sari Baganti, Ranah Pesisir, Lengayang, Sutera, Batang Kapas dan Koto XI Tarusan.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Peternakan dan Perkebunan Pessel, Afrizon Nazar mengungkapkan cetak sawah baru merupakan program pemerintah pusat dalam rangka mengimbangi alih fungsi lahan dan meningkatkan produktivitas pertanian.Dan di Pessel program tersebut dimulai sejak tahun 2006.
"Selain cetak sawah baru juga dilakukan optimalisasi lahan terlantar. Dalam artian, lahan-lahan yang sebelumnya pernah digarap untuk bercocok tanam, namun ditelantarkan sejak sepuluh tahun terakhir. Lahan itu kembali digarap melalui program optimalisasi lahan dengan melibat petani", ungkapnya.
Ia menambahkan, program cetak sawah baru dilaksanakan oleh kelompok tani. Kemudian anggarannya langsung masuk ke rekening kelompok tani bersangkuatan. Dalam hal ini, dinas terkait hanya bertanggungjawab melakukan pengawasan serta pembinaan secara intensif.
Program cetak sawah baru telah dirasakan manfaatnya oleh petani. Itu terlihat dari peningkatan hasil produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
"Pemkab terus mengupayakan agar program itu tetap berlanjut, karena potensi lahan yang bisa dikembangkan untuk sawah baru masih tersedia. Termasuk optimalisasi lahan terlantar", imbuhnya. (07)