• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Potensi Pengembangan Lahan  Jangung Ada Seluas 2.500 Hektare di Pessel

24 September 2019

332 kali dibaca

Potensi Pengembangan Lahan Jangung Ada Seluas 2.500 Hektare di Pessel

Pesisir Selatan--Sebagai salah satu komoditi unggulan yang memiliki jaminan pasar setelah padi, ternyata jagu juga memiliki potensi yang tinggi bisa dikembangkan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).

Agar komoditi itu benar-benar bisa memberikan jaminan ekonomi bagi masyarakat petani, sehingga potensi lahan yang dimiliki perlu dimaksimalkan pengembanganya.

Demikian disampaikan Bupati Pessel, Hendrajoni dengan didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhortbun), Nusirwan Selasa (24/9) di Painan.   

"Jagung merupakan salah satu komoditi unggulan petani dengan harga yang cukup menjanjikan. Dengan biaya rendah serta juga mudah dalam perawatan, tanaman ini memiliki pasar yang menjanjikan. Dari itu saya berharap kepada petani untuk juga melakukan pengembangan tanaman ini, selain tanaman padi," pintanya.  

Dikatakan juga bahwa jagung bisa menjadi alternatif pada lahan tidur, terutama sekali pada bekas sawah tadah hujan yang sudah mengalami kekeringan.

"Jika pemanfaatan terhadap lahan-lahan itu bisa dilakukan, maka Pessel akan bisa menjadi daerah sentra jagung Sumbar di masa datang. Bahkan selain lahan tidur, dan lahan tadah hujan, potensi pengembangan lahanya masih ada seluas 2.500 hektare. Itu tersebar di 15 kecamatan yang ada. Belum lagi pada lahan pertanian yang ada melalui sistem tanam silang," ungkapnya.

Dia juga berharap Distanhorbun sebagai instansi terkait juga mampu mencetak petani di daerah itu juga pintar memproduksi makanan dari olahan jagung.

" Karena jagung bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan, maka saya juga menginginkan Distanhorbun Pessel tidak hanya mampu mencetak petani untuk pintar meningkatkan memproduksi jagung saja. Tapi juga pintar memproduksi produk makanan dari olahannya," harap Hendrajoni.

Berdasarkan hal itu, sehingga dia meminta kepada dinas tersebut bisa  membangun kemitraan dengan Balai Penelitian dan Pengolahan Hasil Pertanian, atau mengirim petani jagung untuk magang bagai mana cara pengelolaan jagung ke daerah lain.

Kepala Distanhortbun Pessel, Nusirwan menambahkan bahwa bahwa pihaknya memang terus mendorong masyarakat petani di daerah itu menjadikan tanaman jagung sebagai komoditi unggulan setelah padi.

Agar ke depan jagung tidak hanya dijadikan sebagai bahan komoditi utama untuk pakan ternak, sehingga pihaknya akan berupaya pula menciptakan tenaga yang terampil dalam mengembangkan jagung menjadi berbagai olahan makanan.

"Upaya itu dilakukan melalui kerja sama kelompok tani dengan TP PKK yang ada, baik di tingkat daerah, kecamatan hingga ke tingkat nagari," timpalnya. (05)