Painan, Januari 2016 - Dengan tercapainya peningkatan produksi padi di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) sebesar 317.569 ton pada tahun 2015, atau sebesar 1,12 persen melebihi dari target yang dipasang, menjadikan daerah itu tetap sebagi pemasok beras terbesar untuk Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Dinas Pertanian Tanaman pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahorbun) Pessel, Afrizon Nazar mengatakan kepada pesisirselatan.go.id Jumat (29/1) bahwa peningkatan produksi padi tahun 2015 di daerah itu mampu melebihi 1,12 persen dari target yang dipasang.
" Tahun 2015 produksi padi Pessel tercapai 317.569 ton, Angka ini melebihi 1,12 persen dari terget yang dipasang. Saya katakan dermikian, sebab tahun 2015 itu, terget produksi padi dari 61.054 luas panen, hanya sebesar 315 ribu ton," katanya.
Dijelaskanya bahwa angka itu dibanding tahun 2014 juga mengalami peningkatan. Karena di tahun itu, produksi padi Pessel hanya sebesar 312.872 ton. Karena konsumsi dalam daerah hanya sebesar 91.370 ton per tahun, maka kelebihan produksi yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan luar daerah sebesar 221.502 ton pada tahun 2014 itu.
" Kondisi yang sama bahkan kian meningkat kembali tercapai pada tahun 2015, sehingga tidaklah berlebihan jika Pessel tetap sebagai daerah pemasok padi untuk Sumbar sebagai mana tahun-tahun sebelumnya," ungkap Afrizon lagi.
Lebih jauh dijelaskan bahwa pihaknya terus berupaya memotivasi masyarakat petani, agar bisa terus meningkatkan produktivitas lahan dengan panen mencapai 7 ton per hektar.
" Saat ini produksi rata-rata padi per hektar masih sebesar 5,08 ton per hektar di Pessel. Namun kita akan berupaya untuk bisa mencapai 7 ton per hektar. Terutama pada lahan-lahan yang memiliki jaringan irigasi yang airnya terjamin. Tentunya melalui penyedian bibit unggul serta melalui penerapan teknologi pertanian yang ideal," katanya.
Ditambahkanya bahwa dari 61.054 luas panen yang tercapai sebagai mana dijelaskan itu, maka diakatakanya produktivitas lahan pertanian di daerah itu cukup bagus.
" Saya katakan demikian, karena rata-rata musim tanam di daerah ini tercapai dua kali dalam satu tahun. Ini didasari pada luas lahan yang dimiliki, yakni 30.344 hektare," jelasnya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa untuk mengantisipasi hama dan serangan musuh tanaman, dinas melalui petugas di lapangan memandu petani untuk menyelenggarakan tanam serentak.
" Pola tanam serentak ini sangat banyak manfaatnya. Selain untuk mengurangi serangan hewan gulma dan hewan pengerat, juga dapat meringankan biaya produksi," ungkapnya.
Dia juga berharap memalui pola tanam serentak yang dimulai pada Januari hingga pertengahan Februari ini, daerah itu bisa mengantisipasi gejolah harga beras. Terutama sekali ketika akan memasuki bulan puasa pada awal bulan Juni tahun 2016 nanti. (05)