Painan,Juni-Mengatispasi krisis pangan terhadap masyarakat maka perlu adanya mengintensifkan program pemerintah yaitu penanaman padi sabatang agar masyarakat mampu memanfaatkan perkarangan dan mampu membantu mencukupi kebutuhan pangan mereka.
Karena itulah Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan Pesisir Selatan, mengintensifkan metode Sistem of Rice Intensification atau lebih dikenal dengan metode ‘tanam padi sabatang’ semakin gencar kepada masayrakat.
“Metode ini adalah bentuk teknologi budidaya padi secara intensifikasi dengan mengutamakan sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman dan air”, jelas Kadis Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan, Afrizon Nazar.
Setidaknya, ada lima konsep yang dimiliki pola tanaman padi sabatang yaitu ramah lingkungan, hemat pemakaian bibit, hemat air, produktivitas tinggi dan menerapkan kearifan lokal.
Menurutnya, konsep ramah lingkungan adalah metode tanaman padi sabatang, dimana budidaya padi tidak lagi memakai bahan-bahan kimia dan pestisida yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.Selain itu dapat meningkatkan produktivitas tanaman, mutu, memberikan keuntungan ekonomi, aman dan lainnya. Hemat bibit, budidaya tanaman padi sabatang dapat mengehemat pemakaian benih sampai 70 persen atau 7-10 kg/ha. Selama ini, petani menanam 3-5 batang/rumpun, tetapi dengan metode ini hanya memakai 1 batang/rumpun.
" Pemakaian air juga hemat karena , pola tanam padi sabatang hemat dalam penggunaan air sampai 40 persen. Sebenarnya, sifat tanam padi sabatang tidaklah memerlukan air dalam jumlah besar untuk pertumbuhannya," lanjutnya
Akan tetapi, kebutuhan air disesuaikan dengan pertumbuhan dan kebutuhannya. Dengan demikian banyak sedikit pola tanam padi sabatang juga dapat mengurangi konflik sesama petani dalam mendapatkan air.
Produktivitas meningkat, pola tanam padi sabatang memiliki produktivitas yang tinggi, karena jumlah anakan lebih banyak yaitu 40-60 anakan/rumpun, malai lebih panjang dan bulir lebih bernas dibandingkan dengan budidaya padi secara biasa.
"Dengan menerapkan metode ini, produktivitasnya mencapai 8-10 ton/ha, sedangkan dengan cara biasa produktivitasnya hanya 4-4,5 ton/ha.semoga masyarakat juga mau belajar dan menerapkannya karena program ini membawa dampak besar bagi peningkatan konsumsi pangan mereka," ujarnya (07)(07)