• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

09 Desember 2016

428 kali dibaca

Simulasi Kesiagaan Bencana Perlu Ditingkatkan

Painan, November 2016   

Tingginya ancaman bencana yang bisa terjadi dan melanda masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), perlu disikapi dengan simulasi kesiagaan. Langkah itu bertujuan agar dampak yang ditimbulkan dari bencana yang dikuatirkan bisa diminimalisir, terutama sekali gempa yang disertai tsunami.

Demikian dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Pri Nurdin kepada pesisirselatan.go.id Jumat (9/12) di Painan.

" Sebagai daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi terutama gempa yang disertai tsunami, maka kegiatan simulasi di kawasan atau kampung siaga bencana perlu mendapat perhatian serius. Langkah ini bertujuan agar dampak korban atas ancaman bencana yang terjadi sebagai mana dikuatirkan, bisa diminimalisir," katanya.

Dijelaskanya bahwa kegiatan di daerah itu sosialisasi dan simulasi kesiagaan terhadap bencana merupakan salah satu langkah strategis yang harus dilakukan dalam menyikapi resiko bencana.

" Sebab melalui upaya ini, semua pihak memiliki kesiapan terhadap apa pun bentuk potensi bencana yang akan terjadi," tambah Pri Nurdin lagi

Lebih jauh dikatakan bahwa kompleksitas masalah yang diakibatkan oleh bencana, tidak bisa dipandang hanya pada satu sektor tertentu saja. Tapi perlu melibatkan banyak sektor secara menyeluruh.

Dikatakan demikian,  karena semua sektor memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam mendukung upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana. Termasuk juga dukungan dari masyarakat, swasta, lembaga non pemerintah, perguruan tinggi, media massa dan unsur lainnya.

Terkait dengan posisi georgrafis , sebagian besar wilayah Pessel masuk pada zona merah bencana, terutama gempa yang diserta tsunami. Bahkan jumlahnya mencapai 30 persen dari total penduduk Pessel yang saat ini telah mencapai 564 ribu jiwa. Dikatakan rawan dan berada di zona merah, karena mereka yang mencapai 30 persen itu berdomisili dalam radius 0-3 kilometer dari bibir pantai.

" Beranjak dari kondisi itu, maka perlu mendapatkan perhatian serius. Perhatian itu bukan saja melalui peningkatan sarana dan prasarana evakuasi, tapi juga simulasi kesiagaan bencana bagi daerah atau kawasan yang dinilai rawan bencana sebagai mana saya jelaskan tadi," tutupnya. (05)