Painan, Januari 2016
Walau ketersedian atau stok sapi potong sangat mencukupi di Kabupaten Pesisir Selatan (pessel), namun kenaikan harga sebesar Rp10 ribu per kilogram tertap terjadi. Jika sebelumnya harga satu kilogram daging sapi Rp110.000 per kilogram, sekarang naik menjadi Rp120.000 per kilogram.
Kenaikan harga daging ternyata berdampak pada konsumsi masyarakat dan usaha-usaha yang mengandalkan daging sebagai bahan utama.
Kenaikan harga daging sapi berkisar sebesar Rp 10 ribu per kilogram itu, diakui Marwan 45, pedagang sapi asal Kambang Kecamatan Lengayang kepada pesisirselatan.go.id Senin (25/1).
" Kenaikan harga daging sapi sebagai mana terjadi saat ini, ada kaitanya dengan kebijakan pemerintah
yang menaikan pajak sapi impor hingga 10 persen. kebijakan itu berpengaruh hingga ke tingkat sapi lokal. Walaupun kita sama-sama menyadari kondisi itu tidak semestinya terjadi di daerah," katanya.
Dijelaskanya bahwa sebagai pedagang, dia mengaku mendapatkan sapi lokal dari para peternak yang tersebar di 15 kecamatan yang ada di daerah itu. Namun sebagain besarnya, berasal sari Surantiah Kecamatan Sutera, Kambang dan lakitan Kecamatan Lengayang, Pancungsoal, Basa Ampek Balai Tapan, Lunang dan, Kecamatan Silaut.
Kenaikan harga ditengah keterjaminan ketersediaan sapi potong itu, diakui Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Pessel, Nuzirwan kepada pesisirselatan.go.id ketika ditanya Selasa (26/1).
Dikatakanya bahwa ketersediaan sapi di daerah itu relatif cukup. Soalnya pertumbuhan populasi sapi di daerah itu sangat bagus dan juga berimbang.
" Dari target 92 ribu ekor, populasi sapi yang tercapai sekitar 91.400 ekor tahun 2015. Populasi terbanyak berasal dari jenis sapi bali, karena mencapai 55 persen, dan sekitar 30 persen pula jenis sapi lokal atau sapi pasisie. Sisanya sapi campuran seperti simental dan sebagainya," ujarnya.
Diterangkanya bahwa saat ini ketersediaan atau populasi sapi di daerah itu sekitar 91.500 ekor, dengan jumlah peternak sekitar 42 ribu kepala keluarga (KK). Mereka tersebar di 15 kecamatan yang ada.
Dijelaskan bahwa daerah itu sekarang juga terus meningkatkan kualitas sapi potong melalui perbaikan genetik sapi lokal. Langkah itu dilakukan melalui program Inseminasi Buatan (IB), serta perkawinan silang secara langsung antara sapi betina lokal dengan pejantan unggul.
" Perbaikan genetik itu sudah dilakukan tergadap 1.300 ekor sapi lokal, dengan perindukan perkawinan silangnya berasal dari sapi bali, ongol dan lainya," tutup Nuzirwan. (05)