• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

10 November 2011

1093 kali dibaca

SUNGAI LIKU MULAI BERBAU TAK SEDAP

Ranah Pesisir, November ----

REMBULAN mulai terlihat muncul dilangit Ranah Pesisir ketika www.pesisirselatan.go.id bersama sejumlah wartawan media cetak lainnya tiba di kampung Kelok Koto Langang Sungai Liku Kenagarian Pelangai Kecamatan Ranah Pesisir, Rabu (8/11) kemaren. Waktu menunjukan sekitar pukul 18.55 WIB.Bau tak sedap mulai tercium di perkampungan itu. Maklum, Sungai Liku merupakan salah satu perkampungan yang dihondoh banjir besar seperti yang terjadi di Pesisir Selatan, Kamis (3/11) lalu.

Ini bau bukan berasal dari korban manusia seperti yang terjadi di Lengayang dan Linggo Sari Baganti, tutur Wali Kampung Kelok Koto Langang Nashar menyambut rombongan wartawan di rumahnya yang juga terendam banjir. Akan tetapi bau ini berasal dari bangkai sapi dan kambing yang mati akibat banjir kemarin, tuturnya.

Menurut wali kampung Nashar, setidaknya ada sekitar 73 ekor sapi yang mati di daerah itu dan kambing sejumlah 191 ekor. Sebagian besar dari ternak yang mati itu mengapung di batang Sungai Liku dan lainnya masih terkapar di rawa-rawa serta ada juga yang sempat dikubur masyarakat. Bau ini berasal dari ternak yang belum sempat dikubur karena masyarakat juga disibukkan dengan urusan rumahnya yang juga terkena banjir. Maklum, ketinggian air mencapai satu meter di perkampungan ini, tutur Nashar.

Dijelaskannya lagi, bantuan dari pemerintah telah mulai sampai, baik berupa beras, mie dan obat-obatan. Sebagian telah disalurkan pada masyarakat, dan sebagian lain akan diserahkan besok (hari ini-red).
Sebetulnya, yang paling sangat dibutuhkan masyarakat sekarang adalah peralatan dapur seperti kompor dan lain sebagainya. Karena sebagain besar dari peralatan dapur itu hanyut di hondoh banjir. Termasuk keperluan sekolah anak-anak seperti baju dan buku-buku pelajaran, tutur Nashar.*(01