• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

09 April 2015

196 kali dibaca

Tekhnologi Tanam Padi Salibu DiTerapkan Di Pessel

Painan
Dalam upaya menunjang Program Nasional Ketahanan Pangan di bidang pertanian, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pesisir Selatan menerapkan tekhnologi tanam padi salibu. Padi Salibu yang dikembangkan dikabupaten ini merupakan Inovasi baru dalam pertanian di Kabupaten Pessel.

Kepala dinas Pertanian dan Perkebunan kabupaten Pesisir Selatan, Afrizon Nazar mengatakan “Bagi petani, keuntungan tekhnologi budidaya tanam padi salibu ini adalah meningkatnya hasil panen pertanian dengan biaya yang sangat rendah, dengan hanya satu kali pengolahan lahan bisa menanam padi tiga sampai lima kali dalam dua tahun masa tanam, sehingga biaya petani bisa lebih rendah,” ujarnya  Saat mengsosialiasikan tekhnologi tanam padi salibu kepada kelompok tani dikanagarian Kapuh Kecamatan Koto XI Tarusan.

Dikatakannya, dengan program tersebut, pola tanam padi salibu yang harus diperhatikan dan dijaga oleh petani adalah pasokan air untuk menjaga anakan sampai dewasa, ini penting untuk diperhatikan agar perkembangan anakan bisa sempurna. Padi ini yaitu tanaman yang kembali tumbuh setelah setelah padi dipanen, tunas baru kembali muncul dan akar barunya pun akan muncul kembali, hasilnya akan sama atau bisa melebihi dari yang semula.

“Kelebihan lain, yaitu waktu panen lebih singkat dari tanaman induk, dapat mempertahankan kemurnian bibit dan biaya pengolahan juga akan hemat,” sebutnya.

Untuk itu, Afrizon Nazar mengajak semua petani di daerah itu untuk menerapkan sistem tanam padi salibu ini karena  hasilnya  dinilai lebih menguntungkan. “Mudah-mudahan panennya meningkat dan menjadi daya tarik bagi petani lain dan segera beralih menanam padi salibu,” katanya.

Di sisi lain, kata dia, dalam mengantisipasi kelangkaan pupuk buatan pabrik yang terjadi akhir-akhir ini, hendaknya petani dapat membuat pupuk buatan sendiri atau pupuk organik yang bahannya ada di sekitar lingkungannya.

Sementara jerami padi dapat dimanfaatkan untuk dibuat pupuk organik kompos yang kan­dungan unsur haranya hampir sama dengan pupuk buatan pabrik, jerami padi sebagai sumber bahan organik hendaknya dikembalikan ke sawah. Kebiasaan petani saat ini masih banyak yang membakar jerami yang dapat merusak lingkungan dan bahkan ada yang me­njualnya ke luar daerah.

Jerami padi tersebut dapat memperbaiki kesuburan tanah. Untuk itu diperlukan perubahan perilaku petani seperti memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di lingkungan sekitar petani.

Afrizon Nazar mengatakan, pola tanam dengan sistem salibu ini mendapat respons positif dari Pemkab Pesisir selatan, selain petani bisa menghemat biaya pengolahan tanah sebelum turun ke sawah, ternyata panen tanpa bibit baru bisa dilakukan berulang-ulang kali. Saat ini program padi salibu sudah diterapkan diseluruh kecamatan dikabupaten Pesisir Selatan dengan luas pengembangan 1 hektar setiap kecamatan.(08)